Ceknricek.com -- Monster plastik menyerupai ikan raksasa seberat 500 kilogram diarak dari Bundara HI menuju Taman Aspirasi Monumen Nasional (Monas) dalam pawai tolak plastik sekali pakai, Minggu, (21/7).
Monster yang terbentuk dari sampah plastik itu, diangkut dari pantai dan laut oleh relawan penggiat lingkungan bersama masyarakat.
Sampah-sampah yang membentuk tubuh monster tersebut berasal dari berbagai jenis sampah plastik seperti bungkus diterjen, pampers, makanan, botol plastik dan semua yang berbahan plastik.

Foto: Istimewa
Sehari sebelumnya, Sabtu (20/7), monster plastik itu tiba di Pelabuhan Sunda Kelapa dalam kegiatan kampanye tolak penggunaan plastik sekali pakai.
Kampanye tolak plastik sekali pakai dipimpin langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dihadiri pula personel band Slank, Kaka dan Ridho, serta Navicula.
Menteri Susi mengatatan, monster plastik yang ada di kegiatan tersebut bersumber dari sampah-sampah yang dikumpulkan dari pantai di Bali. "Dikumpulkan dalam waktu kurang setengah hari dapat satu ton lebih sampah," kata Menteri Susi.
Menteri Susi menyebutkan monster sampah yang ada di Jakarta juga mencapai 500 kg per hari. Menurut dia, kalau masyarakat tidak mengurangi pemakaian plastik sekali pakai akan menimbulkan dampak seperti halnya monster plastik itu.
Pemerintah Bali, Banjarmasin, Bogor dan Balikpapan sudah melarang pemakaian plastik sekali pakai, tetapi sampah plastik masih begitu banyak di lautan.
Wilayah Indonesia, lanjut dia, 71 persen adalah lautan. Jika penggunaan plastik sekali pakai tidak dicegah maka 70 persen sampah plastik akan berakhir di laut.
"Kita perlu ikan, kita perlu laut yang indah. Ikan untuk kita makan, ikan untuk industri perikanan kita," katanya.

Menteri Susi mengajak masyarakat untuk sama-sama kurangi plastik sekali pakai guna melindungi laut dari sampah plastik.
Hal ini sejalan dengan program Presiden Joko Widodo untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Manusia yang berkualitas membutuhkan protein, ikan salah satu sumber protein yang mudan didapat dan murah dibandingkan dengan daging.
Sampah plastik yang dibuang keluar tidak bisa diurai dan menjadi mikroplastik yang mencemari laut Indonesia. Jika upaya pengurangan plastik sekali pakai tidak dilakukan, diperkirakan 2040 laut Indonesia akan dipenuhi oleh plastik.
"Kalau tidak dikurangi nanti laut penuh plastik, kita makan proteinnya dari plastik, mau?," kata Menteri Susi.