Minum Obat Digerus Ternyata Sebuah Kesalahan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: manufacturingchemist.com

Minum Obat Digerus Ternyata Sebuah Kesalahan

Ceknricek.com – Anda pasti pernah melihat seseorang menggerus/menghancurkan tablet obat sebelum menelannya, atau malah Anda sendiri yang melakukannya. Hal itu dilakukan dengan dalih untuk mempermudah menelan obat yang digunakan untuk mengobat penyakit yang sedang diderita.

Padahal, tindakan itu bisa saja membuat obat tidak bekerja dengan semestinya atau malah kehilangan khasiat sepenuhnya.

Obat-obatan hadir dalam beragam wujud sediaan mulai dari solid (padat), semi-solid (seperti gel dan krim), cairan, dan gas. Bentuk tersebut tentu telah disesuaikan dengan bahan dan fungsi pengobatan. Oleh karena itu, cara penggunaan setiap obat dapat berbeda-beda.

Untuk obat dengan bentuk sediaan semi-solid, cairan, dan gas biasanya pasien mengonsumsi dengan cara yang sudah sesuai. Namun, banyak orang keliru dalam mengonsumsi obat dalam bentuk sediaan solid yang ditelan.

Dilansir dari akun Instagram resmi Kementerian Kesehatan RI @kemenkes_ri, berikut adalah beberapa cara penggunaan obat solid berdasarkan bentuk sediaan.

Tablet, Kapsul, dan Pil

Bentuk ini paling sering ditemui dan paling sering salah cara penggunaannya. Obat dengan wujud tablet, kapsul, dan pil harus ditelan secara langsung baik seluruhnya atau sebagian dengan menggunakan air putih (air minum).

Banyak orang yang menggerus obat berbentuk tablet agar mudah ditelan, padahal itu akan mengurangi khasiat obat. Untuk membantu menelan obat yang dirasa terlalu besar, Anda dapat membelahnya menjadi dua jika ada break-line (garis potong) pada obat.

Kapsul lebih baik ditelan seluruhnya beserta cangkang pelindung. Jika memang sangat terpaksa, Anda dapat mengeluarkan serbuk obat dan mencampurnya dengan air. Namun, khusus untuk kapsul yang lunak seperti kapsul minyak ikan, harus ditelan seluruhnya. Jangan membukanya seperti jenis kapsul keras.

Tablet Kunyah dan Tablet Hisap

Cara konsumsinya adalah sesuai dengan namanya yakni dikunyah atau dihisap. Untuk tablet kunyah, pastikan untuk mengunyah tablet dengan baik lalu ditelan. Sedikit berbeda pada tablet hisap, penggunaanya adalah dihisap hingga seluruh obat habis terlarut. Setelah menelan kedua jenis obat ini, minumlah air putih untuk memastikan obat tertelah sepenuhnya.

Tablet Salut

Obat dalam wujud satu ini dilapisi dengan bahan tertentu sesuai dengan tujuannya. Ada beberapa jenis seperti tablet salut gula, salut selaput, dan salut enterik.

Lapisan gula dan selaput digunakan untuk mengurangi rasa pahit dan bau yang tidak enak dari kandungan obat. Salut enterik dibuat agar obat tidak hancur di dalam lambung karena asam lambung karena obat ini harus bekerja di usus.

Jenis tablet ini harus ditelan secara utuh, tidak boleh dibagi atau digerus. Jika kesulitan menelan obat, Anda bisa mencobanya dengan bantuan makanan seperti pisang.

Tablet Effervescent

Sediaan ini merupakan tablet yang dapat digunakan setelah dilarutkan dalam air putih sesuai takaran yang diberikan. Setelah tablet terlarut sempurna, minum hingga habis. Selanjutnya tambahkan sedikit air putih ke dalam gelas dan minum lagi agar sisa obat ikut terminum.

Tablet Bukal

Pengguaannya adalah dengan meletakkan di antara pipi dan gusi. Sebelum mengonsumsi obat ini, minum dan berkumur dengan sedikit air agar mulut menjadi lembab. Kemudian tablet diletakkan di antara pipi dan gusi. Saat obat berada di sana, Anda tidak boleh menelan apapun, baik makanan, minuman, ataupun asap rokok, hingga obat terlarut sempurna. Begitu pun setelah obat terlarut, Anda harus menunggu minimal 15 menit untuk dapat berkumur/mencuci mulut.

Tablet Sublingual

Penggunaan tablet ini mirip dengan tablet bukal. Perbedaannya hanya pada posisi tablet ini dalam mulut. Sublingual dikonsumsi dengan menaruhnya di bawah lidah hingga terlarut sempurna.

Sirup Kering

Jenis sediaan ini merupakan obat serbuk yang harus dilarutkan terlebih dahulu dengan air minum sebelum digunakan. Air harus ditambahkan sesuai batas tanda yang terdapat di botol sirup kering. Namun, jika tidak ditemukan tanda batas air, Anda dapat meminta bantuan apoteker untuk melarutkan jumlah air yang sesuai.

Suspensi atau larutan ini biasanya mengandung antibiotik. Oleh karenanya, obat harus dihabiskan dan hanya dapat digunakan maksimal 7 hari setelah dilarutkan atau sesuai dengan keterangan.

Demikianlah beberapa cara mengonsumsi obat solid yang sesuai dengan wujud sediaannya. Ingat, setiap obat telah diperhitungkan dan dirancang sesuai fungsinya, sehingga untuk mengonsumsinya pun harus dengan cara yang tepat.



Berita Terkait