Pemprov DKI Pastikan Sudah Ada 100 RS Rujukan COVID-19 | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Pemprov DKI Pastikan Sudah Ada 100 RS Rujukan COVID-19

Ceknricek.com -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menampik sejumlah pemberitaan yang menyebutkan rumah sakit yang berada di Ibu Kota sudah kelebihan daya tampung pasien COVID-19. Faktanya, saat ini menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sudah ada sekitar 100 rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien corona di Jakarta. 

"Sekarang ada tambahan rumah sakit sehingga kita saat ini ada 100 rumah sakit rujukan yang bisa digunakan," papar Anies dalam keterangannya kepada awak media di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, (30/9/20).

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Pemprov DKI menyiapkan 67 rumah sakit rujukan, kemudian ditambah 13 RSUD dan 26 rumah sakit swasta yang menjadi mitra sebagai rujukan pasien COVID-19.

Menurut Anies, penambahan RS rujukan ini, untuk mengakomodir perawatan dan isolasi warga karena terpapar corona yang jumlahnya kian meningkat. Anies sebagaimana dilansir dari Humas Pemprov DKI, menyebutkan bagi warga yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 harus melaksanakan perawatan dengan karantina mandiri di fasilitas yang sudah disediakan pemerintah. Namun, masyarakat juga bisa lakukan isolasi mandiri di rumah dengan syarat dan ketentuan yang sesuai dengan kriteria pemerintah. 

"Begini, intinya bahwa setiap warga yang terpapar dan terinfeksi COVID-19, harus melakukan isolasi mandiri dan ini bisa dikerjakan sendiri atau isolasi lewat fasilitas pemerintah, tapi tidak dikerjakan tanpa pengendalian,"terangnya. 

Hotel juga, kata Anies, dijadikan sebagai ruang inap perawatan pasien COVID-19 atas arahan Presiden Joko Widodo. Saat ini setidaknya ada 15 hotel bintang satu hingga tiga yang disiapkan sebagai tempat karantina.

"Jadi pilihannya, satu ditempatkan di fasilitas yaitu ada wisma atlet dan kemudian juga ada tempat-tempat lain yang sudah disiapkan, di Jakarta ada tiga tambahan tempat dan juga ada hotel,"tuturnya menambahkan.

Baca juga: Anies Klaim Sudah Sediakan 100 RS Rujukan Covid-19 di Jakarta

Penambahan rumah sakit ini dijadikan kebijakan di DKI karena ditemukannya klaster kasus keluarga yang cukup tinggi. Akan tetapi dengan penerapan 3M secara taat dan disiplin, jumlah peningkatan kasus positif COVID-19 dapat ditekan.

Indonesia sendiri memiliki 2 opsi dalam mengembangkan vaksin Covid-19. Opsi pertama mengembangkan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Kementerian Riset dan Teknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.

Opsi kedua adalah mengembangkan kerjasama internasional. Kerjasama yang pertama yang sudah dalam pendampingan BPOM yakni PT Sinovac dengan PT Biofarma. Lalu kerjasama kedua Sinopharm dengan Kimia Farma bersama Grup 42 dari Uni Emirat Arab dan kerjasama ketiga ialah Genexine dengan PT Kalbe Farma.

Pada perkembangan uji klinis vaksin kerjasama Sinovac dengan Biofarma, sudah dimulai pada 11 Agustus 2020 oleh tim peneliti dari kedokteran Universitas Padjajaran dan subjek uji klinis sebanyak 1.620 orang. 

Pada kerjasama vaksin Sinopharm - G42 dengan Uni Emirat Arab, saat ini sudah ada kesepakatan. Uni Emirat Arab berkomitmen menyediakan 10 juta vaksin untuk Indonesia. Pada akhir tahun 2020 diharapkan tercapai. Setelah uji klinis fase 3 vaksin Sinopharm, dimungkinkan industri farmasi Indonesia menjadi bagian dari transfer teknologi produksi vaksin tersebut.

Demi mencegah penyebaran Covid-19, masyarakat diimbau untuk menghindari keluar rumah jika tidak diperlukan, selalu memakai masker, menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Protokol kesehatan dapat  dilakukan dengan mencuci tangan menggunakan sabun serta air mengalir, minum multivitamin tambahan dan istirahat yang cukup.

BACA JUGA: Cek BREAKING NEWS, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini



Berita Terkait