Sebelumnya, Gunung Semeru ditutup total untuk aktivitas pendakian sejak September 2019 lalu. Penutupan itu dilakukan akibat kebakaran hutan dan lahan pada area gunung setinggi 3.676 meter tersebut. Tercatat berdasarkan data Balai Besar TNBTS, ada sekitar 131 hektare areal hutan yang terbakar.
Kepala Balai Besar TNBTS John Kennedie mengatakan pihaknya saat ini sedang melakukan pembersihan jalur pendakian Gunung Semeru, usai kebakaran hutan beberapa waktu lalu.
"Kemarin cukup lama kebakarannya. Teman-teman di lapangan masih melakukan pembersihan jalur, mungkin, paling cepat akan dibuka pada awal tahun depan," kata John, di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa (19/11) seperti dilansir Antara.
John menjelaskan, panjangnya musim kemarau pada 2019 dan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan di area Gunung Semeru membuat lembaganya perlu memastikan jalur pendakian sudah aman sebelum dibuka kembali.
Sumber: Hipwee
Baca Juga: Wisata Gunung Bromo Tetap Dibuka Pascaerupsi
Sebab, setelah musim kemarau panjang dan kebakaran hutan, saat ini mulai memasuki musim penghujan. Dengan masuknya musim penghujan, ada potensi tanah longsor dan pohon tumbang yang bisa membahayakan pendaki.
"Sekarang memasuki musim penghujan, ada potensi longsor, kayu tumbang juga banyak. Kebakaran kemarin terjadi di permukaan, kami mengkhawatirkan di dalam tanah ada potensi yang menyebabkan pohon tumbang," ungkap John.
Menurutnya, berdasarkan laporan tim BB-TNBTS yang dikerahkan untuk mengecek jalur pendakian Gunung Semeru, banyak ditemukan pohon tumbang dan tanah longsor, yang bisa membahayakan para pendaki.
"Jika memang pada Desember 2019 sudah bisa dibuka, akan kami buka. Tapi paling tidak Januari 2020 akan kami buka," ujar dia.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.