Ceknricek.com--Usai hits lagu Wali bertajuk "Yank" kelar didendangkan Latansana Band, tepuk tangan bergemuruh di Aula Pondok Pesantren (ponpes) La Tansa, di Desa Banjaririgasi, Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (21/2/24) malam.
Sebelumnya, ribuan santri dan santriwati Ponpes La Tansa tak bergeming menyaksikan pemutaran mini seri berjudul "dan Bidadari Surga pun Cemburu", yang diperankan oleh para pengajar ponpes tersebut. Mereka riuh rendah saat melihat akting orang orang yang tiap hari menularkan ilmu di kelas.
Menurut Ustaz Fairus Nahidhuddin, salah seorang pengasuh pondok, jelang memasuki bulan puasa, ponpes yang diasuhnya menggelar Sya'ban Festival dan Soft Launching Film Mini Seri "dan Bidadari Surga pun Cemburu", yang diadaptasi dari novel best seller tulisan sesepuh Ponpes La Tanza, KH. Adrian Mafatihallah Kariem.
Kegiatan Sya’ban Festival diisi dengan berbagai macam perlombaan dari cabang olahraga, seni dan ilmu pengetahuan diantaranya : Futsal, Sepak Bola, Basket, Badminton, Story Telling, Pidato 3 bahasa, Kelas Pintar, Tahfidz Qur’an, Adzan, Nasyid, Solo Vocal dan masih banyak yang lainnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri Ponpes La Tansa.
Ustaz Fairus dan Kyai Adrian (baju putih tanpa jas)
Sedangkan Film Mini Seri “dan Bidadari Surga pun Cemburu” diproduksi Tilas Movie sebagai sarana syiar pesantren yang tidak hanya dalam bentuk da’wah dari mimbar ke mimbar namun tetap dalam koridor syariah.
"Kebetulan Sya'ban Festival baru pertama kali diadakan dan rencananya akan kita adakan tiap tahun. Kenapa kita gagas Sya'ban Festival salah satunya sesuai dengan visi misi pesantren La Tansa. yaitu mencetak kader kader muslim yang mumpuni dalam bidang ilmu pengetahuan dan agama. Jadi mereka harus seimbang dunia dan akhirat,"kata Ustaz Fairus, saat ditemui di Ponpes La Tansa, Rabu (21/2/24).
Ustaz Fairus menambahkan, kegiatan Sya'ban Festival dan Soft Lounching Mini Seri selain untuk menumbuhkan bakat dan minat para santri, juga agar para santri semakin bersemangat menyambut Bulan Suci Ramadhan.
Mereka, kata Ustaz Fairus, disiapkan untuk menjawab tantangan zaman di era globalisasi dan teknologi yang luar biasa. Anak anak santri disiapkan wadahnya. Salah satunya dengan serius berdakwah di sosial media seperti Youtube.
"Jadi kami sudah membuka channel baru untuk menampung kreativitas mereka. Kita pancing dengan mini seri 'dan Bidadari Surga pun Cemburu' yang diangkat dari novel karya pak kyai,"ujar Ustaz Fairus.
Tiga Episode Dulu
Menurut Ustaz Fairus, mini seri itu dibuat sepenuhnya dengan sumber daya manusia berasal dari internal ponpes. Termasuk sutradaranya. Mereka mendapat pelatihan dari profesional yang diundang dari luar, dengan harapan nanti ada kaderisasi dengan cara menurunkan ilmu yang sudah didapat pada para juniornya.
"Kita syuting disekitar ponpes saja. Waktunya mungkin sekitar 18 hari. Saat ini kita sudah buat 3 episode. Tadinya ada rencana mau bikin 10 episode. Tapi ternyata butuh waktu banyak untuk proses produksi. Dengan 3 episode, kami berharap bisa merangkum semua isi novel,"kata Ustaz Fairus.
Pembukaan sya'ban festival dan rilis mini seri
Memang Ustaz Fairus tidak memungkiri, perilisan mini seri ini juga sebagai tes pasar. Artinya, jika ada respon bagus maka akan dikembangkan ceritanya. Untuk saat ini tidak dikomersilkan, karena untuk pembelajaran dulu.
"Nanti ke depannya akan dilihat apakah bisa diterima masyarakat atau tidak,"kata Ustaz Fairus.
Melihat pemutaran episode pertama di momen Festival Sya'ban, Kyai Adrian mengaku belum merasa puas. Ia berharap ada polesan lanjutan dari para profesional termasuk kritik yang bisa menambah lebih baik lagi film ini.
"Kalau puas berarti menolak kemajuan khan,"kata Kyai Adrian.
Pihak Ponpes La Tansa pun tidak menutup kemungkinan untuk melibatkan alumni pondok seperti personil Wali Banda Apoy dan Fa'ank, meski tidak dalam waktu dekat. Hal ini lantaran keduanya masih terikat perjanjian kerja dengan pihak lain.
Sempat Ditawar Rumah Produksi Besar
Novel berjudul "dan Bidadari Surga pun Cemburu" hingga kini sudah terjual 50 ribu eksemplar. Ada cerita menarik sebelum pihak Ponpes La Tansa memutuskan membuat mini serinya. Usai novel dirilis, ada rumah produksi besar yang berminat untuk mengangkat cerita novel itu ke layar lebar.
"Waktu itu sempat ada yang minat. Katanya mau digarap Hanung dengan bintang seperti Reza Rahardian dan personil Wali. Tapi tiba tiba pandemi Covid datang. Terus pondok kebanjiran awal Januari 2020. Akhirnya nggak ada kabar,"cerita Kyai Adrian.
Kyai Adrian pun masih membuka pintu, jika ada rumah produksi besar yang ingin mengambil cerita dari novelnya. Tentunya harus sesuai dengan kebijakan pesantren dan tidak keluar dari jalur yang sudah ditetapkan. Namun sebagai langkah awal, Kyai Adrian berinisiatif untuk "melakukan terobosan".
Santri dan santriwati
"Harus berani (bikin film) sekalipun pemainnya dari dalam (ponpes) semua. Kalau soal cerita masih ada 10 judul yang menarik dalam novel itu. Semuanya memiliki representasi perjuangan wanita wanita dunia yang hebat,"terang Kyai Adrian.
Selain novel "dan Bidadari Surga pun Cemburu", Kyai Adrian juga masih memiliki novel lain berjudul "Pangeran Tak Berharap Mahkota" dan "My Wife My Adventure". Semuanya terbuka untuk difilmkan.
"Yang jelas saya berharap dengan film ini, apapun peranan wanita yang ada dimuka bumi ini, harus tangguh menghadapi takdirnya. Menjadi wanita wanita yang bisa menjadi teladan, inspirasi kebaikan untuk kehidupan. Dibalik suami yang hebat ada dibelakanganya wanita yang hebat. Jangan sampai wanita abad modern ini kembali ke zaman jahiliyah,"tegas Kyai Adrian.
Akting Menangis
Mini seri "dan Bidadari Surga pun Cemburu" dibintangi antara lain oleh Habibie (Amir), Teguh (Rayhan), Hamidah (Rindu), Acep Ratu Qodri (Busro), Nasrulloh (Ustaz) dan Fauzan Azima (Fauzan). Menurut Nasrulloh, tantangan dalam pembuatan mini seri ini ada pada pembagian waktu antara syuting dan tugasnya sebagai pengajar.
"Karena untuk mendalami karakter khan harus fokus ya? Kita seriusi gimana memainkan emosi dan lain lain. Termasuk pembagian waktu antara syuting dan mengajar,"katanya.
Sementara Hamidah yang berperan sebagai Rindu mengaku diawal awal sempat kesulitan untuk berakting menangis. Namun setelah ia punya kiatnya, syuting adegan menangis akhirnya bisa berjalan lancar. Caranya, dengan melihat video di Youtube yang berjudul "Ummi".
Para pendukung mini seri 'dan Bidadari Surga pun Cemburu'
Mini seri ini bercerita tentang perjuangan wanita wanita dunia yang kelak menjadi bidadari surga. Mereka harus menahan godaan laki laki hidung belang sambil berjuang menghadapi kodratnya mengandung, melahirkan, menyusui, termasuk sebagai istri harus taat kepada suami .
Bidadari surga pun cemburu terhadap wanita wanita dunia ini.Ini sesuai dengan pertanyaan Ummu Salamah, istri Rosululloh. Menurut riwayat, Ummu Salamah pernah bertanya, "Ya rosul mana yang lebih utama. Bidadari surga apa wanita dunia,".
Rosul menjawab, "Wanita dunia lebih utama dibanding bidadari surga".
Bidadari surga itu tidak pernah menstruasi, tidak pernah melahirkan, dan usianya sama sebaya. Sedangkan wanita wanita dunia luar biasa. Sebagai gadis dia mempertahankan kehormatannya. Jadi istri harus taat pada suaminya. Sedangkan sebagai ibu menjadi madrasah buat anak anaknya.
Editor: Ariful Hakim