Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato di depan para tokoh negara dan sejumlah tamu undangan pada Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8).
Berikut rangkuman pidato Jokowi di Sidang Tahunan MPR.
Realisasi Anggaran
Presiden Jokowi menegaskan bahwa realisasi anggaran semestinya diukur dari pelayanan baik yang dirasakan masyarakat bukan dari besaran anggaran tersebut. Menurut Jokowi ukuran keberhasilan akuntabilitas bukan dari formulir dan hal-hal yang bersifat birokratis lainnya, melainkan dari produk yang telah dihasilkan.
Foto: Ashar/Ceknricek.com
Presiden menekankan anggaran negara harus sepenuhnya didedikasikan untuk rakyat. Presiden meminta untuk memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya.
BUMN Harus Berani Bersaing di Kancah Dunia
Jokowi mengatakan, berbagai BUMN yang ada di Indonesia harus berani menjadi pemain kelas dunia, yang dilakukan antara lain dengan mengembangkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing di tingkat global.
Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Izin Pindahkan Ibu Kota Negara
Kepala Negara mengingatkan bahwa Indonesia memiliki berbagai talenta dengan reputasi yang diperhitungkan di dunia internasional.
Berbagai pelaku usaha, ujar dia, juga harus berani melakukan ekspansi tidak hanya bermain di pasar dalam negeri, tetapi berbagai produk lokal dan nasional juga harus mampu membanjiri pasar regional dan global. "Sekali lagi kita harus semakin ekspansif, from local to global," kata Jokowi.
Perda Jangan Hambat Pelaku Usaha
Jokowi berharap berbagai regulasi yang dikeluarkan oleh berbagai pemerintahan daerah jangan sampai menghambat pelaku usaha dalam mengembangkan bisnisnya di Tanah Air untuk melesatkan kinerja perekonomian nasional.
Menurut Presiden, untuk itu tata kelola pemerintahan yang baik, akuntabel, transparan, seluruhnya mutlak dibutuhkan, harus diwujudkan serta dikembangkan.
Persatuan Indonesia Harus Terus Dijaga
Presiden Jokowi mengatakan semangat persatuan harus terus dijaga dengan menjunjung Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta tanpa memandang perbedaan yang ada di tengah masyarakat.
Sumber: Antara
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia dapat berdiri kokoh karena memiliki fondasi yang sangat kuat, yaitu Pancasila. Pancasila adalah dasar negara, bintang penjuru, sekaligus pemersatu segenap bangsa Indonesia.
Masyarakat Harus Siap Hadapi Era Disrupsi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan akan kesiapan masyarakat untuk menghadapi era disrupsi yang mengubah perilaku masyarakat dari semula berkegiatan fisik menjadi dalam jaringan.
Di era globalisasi yang ditandai dengan masuknya revolusi industri 4.0, Presiden mengingatkan seluruh lapisan masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan global.
Studi Banding Harus Efisien
Sumber: Antara
Baca Juga: Presiden Jokowi Kukuhkan 68 Anggota Paskibraka 2019
Presiden Jokowi mengatakan kepada jajaran eksekutif dan legislatif agar lebih efisien menggunakan anggaran dalam melakukan studi banding.
Jokowi mengatakan di Indonesia juga bisa dilakukan studi, tidak harus ke luar negeri. Anggaran negara menurut Jokowi harus sepenuhnya didedikasikan untuk rakyat.
Oleh karena itu, ukuran kinerja para pembuat peraturan perundang-undangan harus diubah. Bukan diukur dari seberapa banyak UU, PP, Permen atau pun Perda yang dibuat. Tetapi sejauh mana kepentingan rakyat, kepentingan negara dan bangsa bisa dilindungi.
Perkuat Keamanan Siber
Presiden Jokowi mengingatkan seluruh masyarakat Indonesia untuk tanggap dan sigap dalam menghadapi perang siber di tengah keterbukaan informasi dan komunikasi yang dapat membawa ancaman bangsa.
Dengan kemudahan mengakses informasi dan komunikasi, khususnya melalui media sosial, Presiden mengingatkan adanya ancaman di balik kebebasan tersebut. Berbagai ancaman tersebut antara lain dapat menyerang ideologi Pancasila, tradisi, budaya hingga warisan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Pemindahan Ibu Kota Demi Terwujudnya Pemerataan Ekonomi
Sumber: Antara
Presiden Jokowi meminta izin kepada seluruh rakyat Indonesia untuk pindah ibu kota dari Jakarta ke Pulau Kalimantan.
Ibu kota, kata dia, bukan hanya simbol identitas bangsa, tetapi juga representasi kemajuan bangsa. Dia mengatakan pemindahan ibu kota tersebut dilakukan demi terwujudnya pemerataan dan keadilan ekonomi.
BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.