Rinaldy Yunardi, Koleksi Lady Warrior Menggunakan Kertas Daur Ulang  | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Rinaldy Yunardi, Koleksi Lady Warrior Menggunakan Kertas Daur Ulang 

Ceknricek.com -- Desainer fashion dan aksesori Indonesia Rinaldy Yunardi membuka rahasia kemenangannya di ajang World of Wearable Arts (WoW) 2019 di Wellington, Selandia Baru. Ia memaparkan asal-usul karyanya itu dalam konferensi pers di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (29/10) siang 

Sekadar mengingatkan, lewat karyanya The Lady Warrior, Rinaldy meraih juara umum dengan memenangkan 3 penghargaan: Avant Garde Award, International Award untuk kategori Asia dan Supreme Award. Dengan kemenangan tersebut, Lady Warrior diminta panitia menjadi tema WoW tahun 2020 mendatang 

WoW 2019 yang dihelat di Wellington, Selandia Baru, 27 September lalu, merupakan ajang ke-31 kompetisi seni wearable yang diselenggarakan setiap tahun. WoW 2019 diikuti oleh 22 negara dengan jumlah peserta sebanyak 115 desainer. Bagi Rinaldy, itu adalah keikutsertaannya yang kedua. 

Menurut Rinaldy, koleksi dengan tema Lady Warrior yang ia usung terispirasi dari personalitas ibunya sendiri. Tema tersebut memang khusus dihadirkan untuk para perempuan yang selalu dituntut menjadi sosok kuat, dapat menyelesaikan persoalan dan polemik sehari-hari dengan mengandalkan kelembutan, ketenangan dan intelektualitas. 

Rinaldy Yunardi, Koleksi Lady Warrior Menggunakan Kertas Daur Ulang 
Foto: Yuni Arta Sinambela/Ceknricek.com

Baca Juga: The Lady Warrior Karya Rinaldy Yunardi Raih Juara Umum WOW 2019

"WoW menyajikan acara seru banget sampai kita lupa kalau ini acara lomba. Memang berat membawa nama Indonesia, tapi saya yakin Indonesia bisa. Waktu diumumin saya benar-benar  panik dan nangis disitu," kata Rinaldy.

Persiapan membuat koleksi Lady Warrior memakan waktu hingga enam bulan. Melalui karyanya, Rinaldy secara implisit menyebarkan pesan untuk melestarikan lingkungan dengan menggunakan material kertas daur ulang. Rinaldy menggambarkan sosok wanita seperti kertas yang rapuh, mudah robek namun ketika dipilin menjadi benang justru menjadi pengikat yang amat kuat.  

Teknik memilin membutuhkan keterampilan yang diperoleh melalui belajar. Tahap pembelajaran ini diibaratkan Rinaldy seperti perempuan yang berjuang untuk survive dalam menghadapi pasang surut kehidupan. Sementara elemen logam untuk menopang dan menghadirkan kekuatan warrior yang terukir dengan feminin.  

"Lady Warrior saya dedikasikan untuk para perempuan, terutama untuk para pecinta karya-karya saya, sekaligus apresiasi saya bagi mereka. Para perempuan yang tampil menjadi pemeran utama dalam berbagai aspek kehidupan," ungkap Rinaldy. 

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait