Risma Bantah Bansos Jadi Penyebab Harga Telur Naik | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Risma Bantah Bansos Jadi Penyebab Harga Telur Naik

Ceknricek.com--Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyebut bantuan sosial (bansos) jadi salah satu faktor kenaikan harga telur. Menteri Sosial Tri Rismaharini membantah hal itu.
"Jadi dulu telur harganya jatuh, kami yang salah karena kami nggak membeli, didemo industri peternak ayam, kenapa nggak mau beli Kemensos. Tapi bukan itu jawabannya. Jawabannya adalah, jadi sebenarnya kami nggak ada program dalam bentuk Natura baik beras maupun telur itu nggak ada, kami memberikannya lewat bank, mosok bank mau ngasih beras. Jadi kami kasih uang ke bank," kata Risma saat menghadiri peluncuran program layanan kesehatan untuk 435 desa di Kantor PDIP Kabupaten Bogor, Kamis (25/8/22).
Risma menyerahkan masyarakat terkait penggunaan bantuan sosial itu. Dalam hal ini, Risma menegaskan pihaknya tidak memberikan aturan pembelian produk di masyarakat. 

"Nah, di masyarakat terserah, tapi yang jelas itu untuk kebutuhan nutrisi, untuk kebutuhan hidup, mereka boleh pilih, kami tidak memaksanya telur. Salah. Jadi boleh ikan, daging, telur. Jadi kalau (harga telur) naik, kami juga nggak tahu. Kalau ternyata penerima bansos itu membeli telur, ya kami nggak tahu, karena nutrisi itu bukan hanya telur," ungkap Risma.

"Jadi kalau (harga telur) turun, saya disalahkan, kenapa enggak beli telur kami. Kalau naik kami disalahkan karena membelinya. Tapi saya nggak komentari itu ya. Tapi yang jelas kami bantunya dalam bentuk tunai. Program apa pun itu kami lewat cash, kecuali lewat PT Pos, kecuali yang lansia yang dia ngambil bank. Kami punya datanya," tambah Risma.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengungkap penyebab meroketnya harga telur ayam, salah satu faktornya adalah bansos.
Zulhas menjelaskan Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan bantuan uang kepada pemerintah daerah. Kemudian pemerintah daerah yang membelanjakan bantuan tersebut dalam bentuk sembako yang termasuk di dalamnya telur ayam.Tapi waktu pembelanjaan sembako itu, hanya dalam kurun lima hari jadi permintaan telur pun mendadak tinggi. Akibatnya, permintaan dalam 5 hari mendadak tinggi, pasokan kurang di pasar, kemudian harga pun meningkat.
"Nah daerah daerah itu uangnya dibelanjakan dalam bentuk bantuan sembako hanya waktu lima hari salah satu isinya telur, nah ini rapel uangnya 3 bulan nggak banyak, jadi ada permintaan 5 hari mendadak pasar kurang suplainya, ya biasa suplai kalau kurang dikit, kaget, harga naik," terang Zulhas, saat ditemui di Istana Negara, Kamis (25/8/22).

Oleh sebab itu, hasil pertemuan Zulhas dengan peternak agar bantuan sosial itu dibelanjakannya tiap bulan, jangan mendadak. Hal itu disebut akan membantu juga untuk pengadaan stok telur ayamnya.
"Karena itu tadi saran dari pengusaha telur itu kalau bansos bisa nggak tiap bulan, karena menelur kan nggak bisa cepat, nggak bisa sekali nelur 5. Jadi kalau bisa tiap bulan, jadi kalau dibelanjakan nggak ada permintaan yang mendadak banyak," jelasnya.
Zulhas pun menjamin setelah ini harga telur sekitar dua minggu lagi akan normal kembali. Saat ini diakui memang komoditas itu harganya sudah tembus Rp 31 ribu per kilogram (kg).


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait