Oleh Redaksi Ceknricek.com
03/20/2024, 14:41 WIB
Ceknricek.com---Rakyat miskin paling rentan terserang stroke. Hal ini lantaran imbas dari tekanan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kurang peduli menjaga kesehatan.
Fenomena tersebut dijumpai pada sejumlah negara miskin. Berbeda dengan negara kaya, walau banyak makanan tinggi kolesterol, rakyatnya relatif lebih peduli terhadap pola hidup sehat.
Menurut Mayjen TNI (Pur.) Dr. dr. Tugas Ratmono SpN, MH, data statistik tingkat dunia menyebutkan si miskin penderita stroke lebih tinggi dibandingkan dengan si kaya juga terjadi di Indonesia.
"Bagi yang ekonomi kuat punya kepedulian menjaga pola hidup sehat," jelas Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) ini.
Soni (baju hitam tengah depan) tampak ceria ditengah kunjungan rombongan Yastroki ke Lubang Buaya (Foto.Ist)
Menyikapi problem yang ada, Selasa (19/3/24), Yastroki bersama Kreshna ( Komunitas Sahabat Stroker atau komunitas bekas penderita stroke) mengadakan safari Ramadhan sambil membagi bahan pangan dan tongkat kepada stroker di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur dan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Mereka mengadakan kunjungan kemanusiaan ke rumah stroker sambil memberi semangat. "Jaga kesehatan, rutin olahraga agar jangan sampai stroke lagi," kata Dr. Tugas yang juga didampingi Toto Irianto, Ketua Yayasan Kota Jakarta Weltevreden dan lainnya.
Paket Ramadhan
Sebagai upaya untuk menyantuni para stroker dan mengisi Ramadhan 1445/2024, Yastroki menggalang donasi. Bantuan dapat berupa paket sembako dan lainnya yang bermanfaat langsung bagi stroker dalam menjalankan ibadah puasa.
"Kami menampung bantuan dari berbagai pihak untuk disalurkan kepada stroker yang membutuhkan, " kata Titiek Suryanti, Kepala Sekretariat Yastroki yang beralamat di Gedung Mega Kuningan, Jl. R. Rasuna Said, Jakarta Selatan.
Tampak Ceria
Stroker Soni di Lubang Buaya, Jakarta Timur bersama keluarga dan Wahyudi di Cibitung, Bekasi, tampak ceria menyambut rombongan Safari Ramadhan Yastroki. Sambil mendengarkan arahan motivasi hidup sehat oleh Dr. Tugas, keduanya berkali- kali mengucapkan terima kasih.
Jumlah stroker se-Jabodetabek tergabung dalam Komunitas Kreshna sekitar 750 orang. Suhadi, pimpinan Komunitas Kreshna, menjelaskan pihaknya berupaya membimbing penguatan iman kepada Tuhan YME hingga kemandirian ekonomi keluarga sesama anggota.
Stroke menjadi penyebab kematian urutan kedua di dunia pada tahun 2015 dan urutan pertama di Indonesia pada tahun 2014. Data Kemenkes RI menyebutkan berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur 15 tahun ke atas ada 10,9% atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 penderita stroke.
Pemerintah berupaya menurunkan jumlah penderita dengan cara memperkuat pencegahan antara lain mengkampanyekan konsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kadar gula dalam darah serta rutin cek kesehatan minimal 6 bulan sekali.
Editor: Ariful Hakim