Ceknricek.com -- PT United Tractors Tbk. mengalami penurunan laba bersih sebesar 5 persen pada tahun 2019, berdasarkan laporan keuangan perusahaan hingga September 2019. Seperti dilansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, perusahaan dengan kode saham UNTR ini "hanya" membukukan laba periode berjalan sebesar Rp8,6 triliun dari sebelumnya Rp9,4 triliun.
Sebenarnya perusahaan yang saham mayoritasnya dikuasai PT Astra International Tbk. (ASII) ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp65,6 triliun atau meningkat sebesar 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp61,1 triliun. Meski demikian, adanya peningkatan biaya keuangan dan efek dari translasi mata uang asing membuat laba bersih yang dibukukan UNTR juga terkoreksi.
Selain itu, segmen usaha mesin konstruksi yang menyumbang kontribusi sebesar 28 persen juga mengalami penurunan tajam, yakni 15 persen dari Rp21,3 triliun pada periode kuartal III 2018 menjadi Rp18,2 triliun di kuartal III 2019. Tercatat penjualan alat berat Komatsu mengalami penurunan sebesar 30 persen menjadi 2.568 unit, dibandingkan dengan 3.681 unit pada periode yang sama tahun 2018.
“Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya penjualan alat berat dari sektor pertambangan dan perkebunan. Berdasarkan riset pasar internal, Komatsu tetap mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader alat berat, dengan pangsa pasar domestik sebesar 33 persen. Sementara, pendapatan Perseroan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat sama dengan tahun 2018 yaitu sebesar Rp6,8 triliun,” tulis United Tractors dalam keterangan pers yang diterima Ceknricek.com, Kamis (31/10).
Adapun penjualan produk merek lainnya yaitu UD Trucks juga mengalami penurunan dari 624 unit menjadi 387 unit, dan penjualan produk Scania turun dari 683 unit menjadi 382 unit. Penurunan dua produk ini disebabkan pengaruh penurunan harga batu bara dimana kedua produk tersebut banyak digunakan di sektor pertambangan.
Sumber: unitedtractors.com
Sementara itu, segmen kontraktor penambangan yang menyumbang 46 persen untuk total pendapat bersih konsolidasian berhasil membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 4 persen menjadi Rp30,0 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara sebesar 7 persen dari 90,5 juta ton menjadi 96,4 juta ton.
Baca Juga: Mengenal Pesawat Militer CN235-220 Indonesia yang Diminati Pasar Mancanegara
Adapun volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat 5 persen dari 717,6 juta bcm menjadi 749,9 juta bcm. Bidang usaha Kontraktor Penambangan ini sendiri dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA).
Batubara & Konstruksi
Pada segmen usaha pertambangan batu bara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA), total penjualan batu bara sampai triwulan ketiga tahun 2019 mencapai 6,4 juta ton termasuk 839 ribu ton batu bara kokas, meningkat 11 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018 sebesar 5,8 juta ton.
Pendapatan unit usaha Pertambangan Batu Bara mencatat peningkatan sebesar 4 persen menjadi Rp8,5 triliun. Segemen ini sendiri menyumbang 13 persen untuk total pendapatan bersih konsolidasian.
Di segmen lainnya, untuk industri konstruksi yang dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk. (ACSET), UNTR mencatat rugi bersih sebesar Rp752 miliar dari sebelumnya mencatat laba bersih sebesar Rp91 miliar pada periode yang sama tahun 2018. Pendapatan bersih ACSET sebenarnya mengalami peningkatan menjadi Rp3,1 triliun dari sebelumnya Rp2,7 triliun.
“Hal tersebut disebabkan karena adanya keterlambatan penyelesaian proyek Contractor Pre-Financing (CPF) dan proyek struktur yang menyebabkan peningkatan biaya pendanaan (funding cost), biaya overhead dan biaya percepatan penyelesaian proyek. Nilai kontrak baru yang diperoleh ACSET pada triwulan kedua tahun 2019 mencapai Rp1,7 triliun,” tulis UNTR. Segmen ini sendiri menyumbang 9 persen dari pendapatan bersih konsolidasian UNTR.
Sumber: unitedtractors.com
Adapun UNTR juga masih memiliki satu segmen usaha terakhir, yakni segmen usaha energi yang menyumbang 4 persen dari pendapatan bersih konsolidasian UNTR. PT Bhumi Jati Power (BJP) yang 25 persen sahamnya dimiliki oleh anak perusahaan UNTR sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah.
Hingga kuartal III 2019, proses pembangunan konstruksi proyek ini telah mencapai 82 persen. Rencananya, PTLU ini akan rampung dan mulai operasi secara komersial pada tahun 2021. BJP merupakan perusahaan patungan bersama antara anak usaha Perseroan, Sumitomo Corporation dan Kansai Electric Power Co Inc.
BACA JUGA: Cek INTERNASIONAL, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar