Close Menu
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
Tentang Kami Kontak Kami
  • APP STORE
  • GOOGLE PLAY
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
CEK&RICEKCEK&RICEK
Trending:
  • Inter Miami Dikabarkan Datangkan Rodrigo de Paul
  • Lamine Yamal Resmi Perpanjang Kontrak di Barcelona, Pakai Nomor 10 
  • Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)
  • Ketika Jin Bikin Gara-Gara
  • Selena Gomez dan Benny Blanco Menikah di California September 2025
Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Home
  • Headline
  • Berita
    • AKTIVITAS PRESIDEN
    • AKTIVITAS KEPALA DAERAH
    • AKTIVITAS MENTERI
    • POLITIK
    • JURNALISTIK
    • BREAKING NEWS
    • LINGKUNGAN HIDUP
    • KESEHATAN
    • BISNIS INDUSTRI
    • EKONOMI & BISNIS
    • HUKUM
    • SOSIAL BUDAYA
    • INTERNASIONAL
    • OLAHRAGA
  • Pengetahuan
    • SOSOK
    • SEJARAH
    • BIOGRAFI
    • BUKU & LITERATUR
    • TEKNOLOGI & INOVASI
    • RISET & DUNIA KAMPUS
  • ENTERTAINMENT
    • FASHION & BEAUTY
    • FILM & MUSIK
    • SELEBRITI
    • KOMUNITAS
    • FOOD REVIEW
    • WISATA
    • DUNIA KESEHATAN
    • SENI & BUDAYA
    • PARENTING & KIDS
    • TIPS & TRIK
    • TEATER
  • Opini
CEK&RICEKCEK&RICEK
  • Home
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
Home»Opini
Opini

Tersesat Musyawarah Mufakat

Oktober 22, 20195 Mins Read

Ceknricek.com — Siapa pun berhak menyikapi situasi politik yang kini sedang berlangsung. Sebab kita memang dilibatkan, melalui proses pemilihan demokratis yang disepakati untuk menentukan siapa saja yang mewakili kepentingan masing-masing dalam suatu tatanan yang disebut negara. Agar semua hidup berdampingan, rukun dan damai satu dengan lainnya menjadi suatu bangsa.

Kita pula yang memilih pasangan yang akan memimpin wilayah. Mulai dari satuan terkecil dimana kita terdaftar, yakni kepala daerah kabupaten atau kota, gubernur untuk lingkup provinsi, lalu presiden sebagai pemimpin tertinggi bagi seluruh Nusantara.

Politikus 

Politikus sesungguhnya memang penjaja gagasan, janji-janji, juga harapan. Serupa dengan agen penjualan obat, klub wisata dan sepeda motor, atau produk maupun jasa yang lain. 

Kitalah konsumen potensialnya bagi gagasan, janji, maupun harapan yang mereka perdagangkan. Agar melegitimasi kerja maupun penganggarannya untuk direalisasikan. Tentu saja menggunakan kekayaan kita, Tanah air Indonesia beserta segala hasil dan daya gunanya.

Tapi sesungguhnya, mereka tak memiliki keharusan menjamin hasil yang persis sama. Dengan janji maupun harapan, baik yang tersurat apalagi tersirat. Dari gagasan-gagasan yang sebelumnya ditawarkan.

Tersesat Musyawarah Mufakat
Sumber: Artikula

Kewajiban mereka hanya memastikan bahwa segala sesuatu yang dilakukannya, sesuai dengan kebijakan dan tata cara baku yang telah disepakati. Tak melanggar atau bertentangan dengan hukum yang berlaku. Termasuk tak melakukan praktik-praktik yang merugikan negara, dalam makna administratif.

Bukan soal hasil maupun manfaat. Dalam hal itu, segalanya selalu lentur. 

Sebab, sebenarnya tak ada layanan kepuasan pelanggan politik yang berlaku umum. Sehingga mereka dapat menagih harapan maupun janji sebagaimana yang ditawarkan. Apalagi menuntut kompensasi dan ganti rugi. 

Demokrasi 

Demokrasi sejatinya meniadakan monopoli. Hal yang memungkinkan berlangsungnya persaingan yang sehat antar mereka yang ingin merebut simpati untuk memperoleh suara pemilih yang terbanyak. Sehingga kemudian berhak untuk mewakili, juga memutuskan atas nama semua. 

Demokrasi sejatinya kesempatan, bagi masing-masing pihak untuk membuktikan kebenaran janji maupun harapan dari gagasan-gagasan yang semula dijajakan.

Demokrasi sejatinya peluang, bagi mereka yang terpilih untuk membuktikan seberapa jitu mimpi-mimpinya, juga tentang kepiawaian mewujudkan janji dan harapan yang menyertai.

Tersesat Musyawarah Mufakat
Sumber: Abudancethebook

Demokrasi juga membuka jalan, agar yang tersisih bisa melakukan introspeksi sambil menyempurnakan gagasan yang sebelumnya kalah bersaing untuk kembali ditawarkan, saat nanti kesempatan kontestasi terbuka lagi. 

Maka demokrasi bukanlah kartel, atau kongsi antar pihak yang sebelumnya begitu sengit berseteru dan saling meniadakan. Sehingga masyarakat konsumennya terpecah-belah. 

Demokrasi yang kita pilih hari ini, sejatinya bukan penawar bagi kepentingan sempit oknum maupun kelompok tertentu. Tapi justru didasari iktikad bersama untuk mempersembahkan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Bhineka Tunggal Ika 

Sesungguhnya para pendiri bangsa ini telah sempurna merumuskan konsep demokrasi yang paling sesuai dengan karakter budaya dan prinsip kebangsaan kita, yang berbeda-beda tapi satu. Bhinneka Tunggal Ika.

Musyawarah dan mufakat telah dicanangkan sebagai salah satu dari 5 dasar mengapa kita bernegara. Jauh sebelum kemerdekaan diproklamasikan.

Bangsa yang besar ini, memang dibangun dari kekayaan budaya dan adat-istiadat yang unik, juga beragam. Kebersamaan dan gotong royong adalah segalanya. Bukan tirani mayoritas, maupun diktator mayoritas.

Tersesat Musyawarah Mufakat
Sumber: Istimewa

Menyatukan perbedaan membutuhkan kesabaran dan jatuh-bangun. Membangun kebersamaan memerlukan keuletan, agar masing-masing tumbuh rasa percaya dirinya, terbina secara berkesinambungan di atas luka dan pengorbanan.

Pada kesabaran dan keuletan itulah tantangan bermula. Ketika laku budaya korupsi, kolusi dan nepotisme bertemu inangnya. Hal yang kemudian menjadi virus yang sangat mematikan. 

Untuk menyatukan perbedaan dan membangun kebersamaan yang sesungguhnya niscaya itu.

Tanpa “check and balance”

Setelah berjalan 32 tahun bersama pemerintahan Suharto dan rezim Orde Barunya, kita berkesimpulan musyawarah dan mufakat hanyalah omong kosong tanpa “check and balance“. 

Kita lalu sepakat membongkarnya, mereformasi peran dan fungsi setiap penopang kehidupan berbangsa dan bernegara, agar “lebih” demokratis.

Tapi kita lupa, tentang bagaimana proses peralihannya. Soal transformasi kehidupan bangsa yang serba majemuk ini dari budaya “musyawarah-mufakat” yang sebelumnya kepada “one man one vote” yang baru.

Kita lalai, kesan maupun pengalaman sebelumnya –tentang “musyawarah-mufakat” yang keliru dan jauh melenceng dari hakikat sejatinya– telah merasuki kehidupan sebagian besar bangsa ini.

Tersesat Musyawarah Mufakat
Sumber: Istimewa

Baca Juga: Pemilu Era Jokowi Lebih Buruk dari Pemilu Masa Orde Baru?

Kita frustasi, jejak adat-istiadat keliru tentang musyawarah-mufakat itu, telah begitu digdaya untuk menafikan segala tekad yang dicanangkan saat ingin mereformasi diri, tahun 1998 lalu.

Kita tak sanggup menghadapi kenyataan, musyawarah-mufakat yang semula dirumuskan sebagai penawar keberagaman justru berubah menjadi ancaman yang mematikan bangsa yang ingin bertobat ini. 

Kita malah jemu menggerutu ketika KPK membukukan jumlah tangkapan secara eksponensial. Sebaliknya malah menuding lembaga yang kita lahirkan bersama gerakan reformasi untuk memberantas korupsi yang sudah mendarah daging itu sebagai biang kerok kegagalan membuktikan janji dan mewujudkan harapan. Pada gagasan-gagasan ganjil, mentah dan penuh kemunafikan.

Menyakitkan

Saya tak paham. Jika hanya berkeinginan menghidupkan kembali musyawarah mufakat yang pernah konyol itu, untuk apa semua pengorbanan yang kita lakukan selama ini?

Konsumen politik Indonesia hari ini, memang tak berhak menuntut kembali ongkos yang telah dibayarnya.

Tapi ingatlah pesan ini.

Masa depan kemajuan teknologi akan membalas kalian, para penguasa yang hari ini menyalahgunakan peran dan fungsi politik, dengan cara yang amat menyakitkan dan tak terlupakan. Mungkin hingga ke anak-cucumu.

22 Oktober 2019

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini

Penulis: Cek&Ricek.com

Editor: Cek&Ricek.com

#bangsa #Demokrasi #politik bhinekatunggalika Opini
Share. Facebook Twitter Telegram WhatsApp

Related Posts

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)

Ketika Jin Bikin Gara-Gara

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Menembus Batas (1/5)

Pilkada Gado-Gado

Kuatnya MRC Selama ini Karena Diduga Dibekingi Jokowi

Sajak Empat Baris dalam Amplop Cokelat

Add A Comment
Leave A Reply Cancel Reply

Sedang Tren

Inter Miami Dikabarkan Datangkan Rodrigo de Paul

De Paul akan bermain dengan rekan setimnya di timnas Argentina, Lionel Messi serta bergabung dengan bintang lain seperti Luis Suarez, Sergio Busquets dan Jordi Alba di skuad asuhan Javier Mascherano.

Lamine Yamal Resmi Perpanjang Kontrak di Barcelona, Pakai Nomor 10 

Juli 17, 2025

Gaza dalam Kesaksian Jean-Pierre Filiu: Tak Lagi Dikenali (2/5)

Juli 17, 2025

Ketika Jin Bikin Gara-Gara

Juli 17, 2025

Selena Gomez dan Benny Blanco Menikah di California September 2025

Juli 16, 2025

FUNTAZTIC.LY by BRI: Konser Musik Lintas Generasi dengan Pengalaman Digital lewat BRImo

Juli 16, 2025

6 Pemeran Lois Lane di Film Superman dari Masa ke Masa

Juli 16, 2025

Dituntut 2 Tahun Penjara, Ini Respon Razman Nasution

Juli 16, 2025
logo

Graha C&R, Jalan Penyelesaian Tomang IV Blok 85/21, Kav DKI Meruya Ilir, Jakarta Barat. redaksi@ceknricek.com | (021) 5859328

CEK & RICEK
Telah diverifikasi oleh Dewan Pers
Sertifikat Nomor
575/DP-Verifikasi/K/X/2020

Facebook X (Twitter) Instagram YouTube
  • Headline
  • Berita
  • Pengetahuan
  • ENTERTAINMENT
  • Opini
© 2017-2025 Ceknricek.com Company. All rights reserved.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.