Abaikan Penderita Stroke Terancam Pidana | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Abaikan Penderita Stroke Terancam Pidana

Ke depan Yastroki libatkan ketua RT/RW se-Indonesia jadi relawan

Ceknricek.com--Penderita serangan mendadak berbagai penyakit, termasuk stroke butuh pertolongan awal orang terdekat saat kejadian. Bagi yang mengabaikan, terancam dipidana.

Pentingnya kepedulian kemanusiaan setingkat itu, Yastroki bersama Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI) dan KREKI sepakat mengedepankan dokter spesialis keluarga menjadi pelatih relawan atau stroke helper. Upaya ini diharapkan mampu meminimalisir kasus stroke sebagai penyakit tidak menular, tetapi mematikan urutan pertama terbanyak di Indonesia. Urutan berikut yaitu penyakit jantung dan kanker.

"Di tingkat dunia, Indonesia berada pada posisi ke tiga terbanyak kasus stroke," kata Ketua Umum Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) Mayjen (Purn.) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S, MARS, MH, saat memberi pencerahan sekaligus pelatihan kepada kalangan dokter spesialis keluarga, di Hotel JW, Marriot, Jakarta Selatan, Jumat, (27/6/25).

Peran dokter spesialis keluarga diharapkan dapat melatih atau menularkan kecakapan penanganan kasus stroke kepada orang terdekat atau keluarga pasien yang mendapatkan pelayanan medisnya.

Dokter yang hadir dari berbagai pelosok tanah air dalam naungan PDKI. Pelatihan kecakapan memberi pertolongan menggunakan alat peraga berlangsung pada tempat sama oleh Komunitas Relawan Emergensi Kesehatan Indonesia (KREKI) diketuai Brigjen (Purn) Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P,MARS.

Sanksi pidana bagi pelaku mengabaikan korban kecelakaan dan atau penderita serangan penyakit bersifat mendadak, menurut Dr. Supriyantoro, tertuang dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) pasal 531. Ancaman hukumannya 3 bulan penjara.

Agenda ke depan

Agenda Yastroki menggalang relawan ke depan menyasar ke tingkat RT/RW seluruh Indonesia. Ketua rukun tetangga/rukun warga (RT/RW) juga tergolong strategis guna pencegahan sekaligus meminimalisir kasus stroke.

Yastroki akan mengupayakan uang insentif bagi pengurus RT/RW yang menjadi relawan. Dana bersumber dari bantuan berbagai perusahaan dan lainnya.

Didominasi hipertensi

Pencetus penyakit matinya kehidupan atau stroke tergolong dominan akibat tekanan darah tinggi (hipertensi), menyusul pencemaran udara termasuk merokok.

Keluhan sakit kepala, nyeri tengkuk disertai demam, selayaknya diwaspadai. "Jika tiba-tiba mulut penderita miring kanan atau kiri dan bicara cadel, segera bawa ke rumah sakit terdekat," kata dr. Suryo Sp.N yang turut memberi pencerahan. "Masih ada waktu emas 2,5 jam bagi dokter di rumah sakit bisa menyelamatkannya."

Problem tambahan muncul justru ketika penderita sudah tiba di rumah sakit, tetapi menunda pelayanan hingga berjam-jam karena pasien adalah tanggungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Bidang Kesehatan (BPJS Kes.)

Pihak Yastroki mengambil langkah penilaian pelayanan rumah sakit terbaik bagi penderita stroke mengusung tema : Rumah Sakit Ramah Stroke, sehingga dapat menjadi panduan terbaik bagi warga masyarakat yang butuh pengobatan.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait