Ceknricek.com -- Aksi protes di Hong Kong menolak pengesahan RUU ekstradisi berujung bentrok pada, Senin (10/6) dini hari. Dilansir Reuters, bentrok berawal ketika para pengunjuk rasa merangsek melewati garis polisi dan memaksa masuk ke gedung Dewan Legislatif.
Aksi itu dihalau polisi dengan menggunakan semprotan merica, setelah sebelumnya memperingatkan para pengunjuk rasa. Beberapa polisi bahkan sudah menyiapkan senjata gas air mata.
AFP melaporkan, aksi itu dibalas para pengunjuk rasa dengan melemparkan botol-botol dan menggunakan barikade logam ke polisi. Seorang polisi terlihat terluka dengan darah mengucur di wajahnya.

Sumber: The Epoch Time
Bentrokan terjadi tak lama setelah lewat tengah malam ketika kelompok-kelompok kecil pengunjuk rasa telah merencanakan untuk tetap bertahan di luar kantor parlemen sampai Rabu (12/6), hari dimana RUU ekstradisi dijadwalkan untuk disahkan.
Polisi sendiri sudah menyatakan aksi protes ini berakhir pada tengah malam. Karena itu ketika aksi sudah melewati batas waktu, pengunjuk rasa harus dibubarkan.
RUU Ekstradisi Tetap Dilanjutkan
Pemimpin Hong Kong yang pro-Beijing, Carrie Lam, memastikan pemerintahannya tidak akan membatalkan pembahasan rancangan undang-undang mengenai ekstradisi ke China meski ratusan ribu warga sudah menggelar aksi protes.

Sumber: Istimewa
"Ini adalah hukum sangat penting yang akan membantu penegakan keadilan dan memastikan Hong Kong memenuhi kewajiban internasional terkait kejahatan lintas batas dan transnasional," ujar Lam sebagaimana dikutip AFP, Senin (10/6).
Saat ini, Hong Kong memang tengah menggodok aturan yang memungkinkan proses ekstradisi ke manapun, termasuk China. Menurut Carrie Lam, RUU itu akan masuk ke tahap pembahasan kedua pada 12 Juni.
Lam membantah bahwa ia mengabaikan amarah warga. Ia justru memastikan, pemerintahannya akan menggodok RUU itu sedemikian rupa agar kebebasan Hong Kong dari China tetap terlindungi, juga sesuai dengan standar internasional.
"Saya dan tim saya tak pernah mengabaikan pandangan mengenai hukum yang sangat penting ini. Kami terus mendengarkan dan mendengarkan dengan seksama," kata Lam.