Awas Keracunan Fogging, Lakukan Tindakan Pencegahan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Ilustrasi Fogging. Foto: rappler.com

Awas Keracunan Fogging, Lakukan Tindakan Pencegahan

Ceknricek.com - Saat terjadi beberapa kasus demam berdarah dengue (DBD) yang menyerang tetangga, biasanya pemerintah dengan tanggap segera melakukan tidakan fogging di daerah tempat tinggal Anda. Fogging atau pengasapan menggunakan gas yang bertujuan untuk membunuh nyamuk Aedes Aegypti, pembawa virus dengue penyebab DBD.

Saat Fogging dilakukan, sedikit atau banyak akan ada gas yang terhirup manusia. Sebagian orang takut “keracunan” ketika ada Fogging. Hal yang kerap menjadi pertanyaan, apakah gas fogging berbahaya untuk manusia?

Gas fogging merupakan insektisida yang berjenis zat pyrethroid sintetis. Bahan kimia tersebut mudah ditemukan di toko bahan kimia dan diperuntukkan untuk membunuh serangga. Kandungan “racun” di dalamnya, sudah diatur komposisinya sehingga tidak membahayakan manusia atau hewan peliharaan. Dosis insektisida dalam gas fogging tidak terlalu banyak, hanya mampu membunuh serangga seukuran nyamuk.

Meskipun demikian, menghirup gas fogging dalam jumlah yang terlalu banyak bisa saja membuat efek buruk pada manusia. Pada dasarnya, kandungan gas fogging adalah racun, sehingga jika terhirup terlalu banyak, dapat membuat keracunan.

Beberapa gejala keracunan fogging adalah batuk, mual, hingga muntah. Produksi air liur pun meningkat disertai dengan keluarnya keringat berlebih. Sebagian ada yang merasa gatal-gatal pada kulit dan mata memerah, dan napas yang berat. Seseorang yang keracunan fogging dapat juga pingsan.

Ada pula yang mengkhawatirkan tentang ibu hamil yang terhirup asap fogging. Jika ibu hamil tidak menunjukkan gejala keracunan, maka tidak perlu takut. Racun dalam gas yang terhirup akan disaring oleh organ hati, lalu dikeluarkan melalui urin dan feses. Oleh karena itu, janin tidak akan mendapat pengaruh buruk dari racun tersebut.

Namun, jika terlihat tanda-tanda keracunan, untuk siapa pun tidak hanya ibu hami, sebaiknya melakukan tindakan pertolongan pertama dengan segera. Menjauh dari area pengasapan dan minumlah susu sapi putih/murni. Susu dapat membantu menetralkan racun fogging. Jika gejala tidak berkurang, sebaiknya segera bawa ke layanan gawat darurat.

Untuk mata yang teriritasi karena gas, cukup cuci mata dengan air bersih yang mengalir selama 15 menit. Jika kulit anda terasa gatal akibat gas fogging, segera bilas dengan air bersih atau mandi serta ganti pakaian.


Sebelum dan Sesudah

Beberapa hal perlu dilakukan untuk mencegah keracunan akibat gas fogging. Sebelum pelaksanaan penyemprotan gas fogging, biasanya ada pemberitahuan sebelumnya, saat itulah anda perlu bersiap-siap.

Gunakan koran atau plastik untuk membungkus perabotan-perabotan di dalam rumah yang dapat terkena gas fogging. Pastikan pula agar tidak “nyamuk” dalam perabotan tersebut. Perabotan makan sebaiknya disimpan di tempat yang tertutup rapat. Untuk makanan dan minuman, jangan sampai terpapar gas, simpanlah di kulkas untuk sementara. Kosongkan penampungan air atau bak mandi agar racun tidak mengendap di air sekaligus membuang jentik-jentik nyamuk yang mungkin ada.

Pastikan sirkulasi udara di rumah lancar dengan membuka jalur ventilasi udara seperti pintu dan jendela. Saat penyemprotan, sebaiknya seluruh orang menggunakan masker dan menjauhi lokasi penyemprotan hingga gas sudah terlihat berkurang.

Tidak hanya tindakan sebelum fogging, Anda juga perlu melakukan tindakan setelahnya. Saat penyemprotan selesai, tunggu hingga sudah tidak ada gas yang tersisa lalu bersihkan rumah Anda. Pel seluruh lantai, lap perabotan, jendela, dan pintu untuk memastikan tidak ada racun menempel yang tersisa. Lakukan juga pengurasan bak mandi atau penampungan air agar bebas dari racun.





Berita Terkait