Ceknricek.com - Para ilmuwan dikagetkan dengan Europa, bulan Jupiter, yang ternyata memiliki air yang banyak. Bahkan terlihat air muncrat ke atas dari daratan. Pemandangan itu terlihat dari data pesawat ruang angkasa Galileo NASA yang melintas di atas Europa 1997. Gambar semprotan air itu ditemukan oleh para pakar saat mereka meneliti kembali data-data jepretan Galileo NASA yang melintas di ketinggian sekitar 200 kilometer di atas permukaan Europa ketika itu. Penelitian yang dipimpin oleh fisikawan Universitas Michigan, Xianzhe Jia tersebut diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy.
"Kami tahu bahwa Europa memiliki banyak bahan yang diperlukan untuk kehidupan. Ada air dan energi. Ada beberapa jumlah bahan karbon. Tapi masih menjadi pertanyaan soal apakah memang layak huni, " kata ilmuwan Elizabeth Turtle dari Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory.
Temuan ini mendukung bukti lain dari Europa, yang volume lautnya dua kali dibandingkan seluruh laut bumi. Lautan Europa berada di bawah lapisan es setebal 15 hingga 25 km. Kedalaman laut diperkirakan 60 hingga 150 km.
Pesawat ruang angkasa Galileo NASA menghabiskan delapan tahun di orbit di sekitar Jupiter dan membuat lintasan terdekatnya atas Europa, pada 16 Desember 1997. Ketika pesawat jatuh di bawah ketinggian 250 mil, sensornya bergerak-gerak dengan sinyal tak terduga yang para ilmuwan tidak dapat menjelaskan pada saat itu.
"Ada beberapa fitur anomali dalam lintasan dekat pada Desember 1997 yang tidak pernah kami pahami sepenuhnya," kata Margaret Kivelson, ilmuwan senior pada misi Galileo dan profesor fisika ruang angkasa di University of California di Los Angeles. “Kini kami kembali dan melihat mereka dengan lebih cermat.”
Pada penerbangan terdekatnya, Galileo menyapu Europa dengan kecepatan lebih dari 2.230 meter per jam. Simulasi komputer yang dibuat oleh Xianzhe Jia, seorang ilmuwan luar angkasa di University of Michigan, menunjukkan bahwa geyser yang meletus memiliki air relatif hangat di Europa.
Nantinya, NASA akan mendapatkan tampilan close-up dari pesawat ruang angkasa baru yang rencanya diluncurkan paling cepat Juni 2022. Dari sana kita bisa berharap untuk menemukan tanda kehidupan, mungkin mikroba, dari lautnya. Pesawat ruang angkasa Cassini NASA juga menemukan bahwa bulan Saturnus memiliki lautan Enceladus yang mengandung hidrogen dari lubang hidrotermal. Kemungkinan lingkungan seperti itu bisa memungkinkan adanya mahkluk hidup.
Satu misi NASA, Europa Clipper, dijadwalkan untuk diluncurkan pada 2020-an dengan tujuan untuk mencari tahu apakah bulan Yovian bisa menjadi sumber kehidupan. Misi lain, Jupiter Icy Moons Explorer atau Juice milik Esa, diperkirakan akan diluncurkan pada tahun yang sama untuk melintasi Europa dan dua bulan Jovian lainnya, Ganymede dan Callisto.
"Kemungkinan besar bahwa pesawat ruang angkasa tersebut dapat memperoleh pengukuran langsung dari materi buangan dari laut bawah permukaan ke angkasa," kata Jia. “Observasi tersebut akan memberikan informasi penting bagi kami untuk menilai potensi Europa untuk kehidupan.”Namun bulan Yovian bukanlah tempat yang nyaman. Suhu permukaan tidak pernah naik di atas minus 160-256F).
William Sparks, seorang astronom di Space Telescope Science Institute di Baltimore dan pemimpin tim yang menemukan bukti adanya air di Europa dengan Hubble, mengatakan itu informasi yang yang berguna.
"Europa adalah bulan Jupiter yang memiliki ukuran yang sama dengan bulan kita, tetapi memiliki lebih banyak samudera daripada planet bumi," kata Sparks. "Europa benar-benar ditelan oleh samudra yang terletak di bawah lapisan es. Saya pikir itu adalah lokasi terbaik yang kami dapatkan di luar planet bumi. Akan sangat bagus untuk mencari tahu apa yang sebenarnya ada di sana. ”