COVID-19 Disebut Sebagai Penyakit Seribu Wajah | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

COVID-19 Disebut Sebagai Penyakit Seribu Wajah

Ceknricek.com -- Novel Coronavirus Disease (COVID) 2019 menurut sejumlah pakar kesehatan disebut sebagai penyakit seribu wajah. Ahli paru RS Persahabatan dokter Andika Chandra Putra PhD, Sp.P mengatakan COVID-19 sebagai penyakit seribu wajah karena gejala-gejala yang ditimbulkannya dapat menyerupai penyakit lain.

Menurut dokter Andika COVID-19 di satu pihak cukup membingungkan.

"Jadi terus terang (penyakit) ini membingungkan. Kita sebagai klinisi, sebagai dokter, ini membingungkan," ujar dia di Jakarta, Jumat, (9/10/20).

Lebih lanjut, dokter spesialis paru-paru ini mengemukakan gejala yang muncul dari COVID-19 tidak hanya pilek, sesak napas dan pneumonia, tetapi juga menyerupai gejala penyakit lain seperti mencret, muntah-muntah, mati rasa, cegukan, ruam kulit, mata merah hingga gejala yang menyerupai stroke dan kehilangan kesadaran karena adanya gangguan pada otak.

Gejala-gejala tersebut muncul karena reseptor COVID-19 tidak hanya terdapat pada saluran pernapasan, tetapi juga saluran pencernaan, saluran mata, saluran pada kulit hingga otak sehingga menimbulkan gejala pada saluran tempat virus SARS-CoV-2 masuk ke dalam sel inang melalui reseptor Angiotensin Converting Enzyme 2 (ACE).

"Kita enggak bisa membedakan mencret ini karena infeksi bakteri atau karena jamur atau karena COVID-19. Kita tidak bisa membedakannya secara klinis saja," kata Andika.

Demi memahami secara benar gejala virus corona, diperlukan pemeriksaan segera, baik melalui tes cepat atau rapid test, atau dengan pemeriksaan swab atau disebut juga pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) guna menghindari kemungkinan penyebaran lebih lanjut.

"Jadi harus kita lakukan pemeriksaan penunjang. Kemudian kita lanjutkan dengan pemeriksaan PCR untuk memastikan (penyakit) itu COVID-19 atau tidak," papar Andika seperti dilansir Antara.

Untuk menghindari penyebaran lebih lakut, penting dilakukan pemeriksaan agar mengurangi dampak kesehatan yang lebih pada pasien yang terinfeksi COVID-19.

"Bayangkan seperti kebakaran. Kalau fire-nya sedikit tentu lebih mudah kita padamkan. Tapi kalau sudah kebakaran besar, tentu agak sulit kita melakukan pemadamannya. Jadi tetap intinya testing itu yang paling penting. Kemudian kita lakukan tracing, baru kita lakukan treatment," pungkas dokter Andika.




Berita Terkait