Cuaca Ekstrem Tidak Akan Pengaruhi Lonjakan Pasien COVID-19 | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Cuaca Ekstrem Tidak Akan Pengaruhi Lonjakan Pasien COVID-19

Ceknricek.com -- Cuaca ekstrem pada musim penghujan seperti hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia menimbulkan kecemasan kasus COVID-19 bakal melonjak.

Benarkah hujan lebat dan cuaca dingin mempengaruhi penularan virus corona?

Dewi Nur Aisyah dari anggota tim pakar Satgas COVID-19 menegaskan cuaca ekstrem di Indonesia tidak berpengaruh langsung pada masifnya penularan virus yang menyerang saluran pernapasan tersebut.

“Kalau kita bicara risiko terutama di daerah 4 musim akan sangat berpengaruh kalau masuk musim winter. Karena dinginnya sangat tinggi kemudian kita akan melihat aktivitas orang mulai berubah. Gara-gara perubahan iklim, perubahan cuaca ada yang berubah," terang Dewi dalam diskusi virtual yang dipantau CeknRicek lewat kanal Youtube, BNPB di Jakarta, Rabu (7/10/20).

Lebih lanjut, Dewi mengungkapkan bahwa yang harus diantisipasi saat cuaca ekstrem yakni potensi banjir dan pengungsian para korban banjir.

“Kalau di Indonesia sendiri jangan sampai terjadi bencana banjir. Banjir sendiri bukan hanya bencana, untuk penyakit menular sendiri ketika ada yang mengungsi, berkumpul di satu tempat. Nah ini berpotensi memunculkan ke klaster pengungsian," jelasnya.

Menurut Dewi kondisi musim di Indonesia berbeda dengan luar negeri khususnya musim dingin.

"Jadi lebih ke efek setelah musim itu terjadi. Kalau di Indonesia berbeda kondisinya dengan luar negeri," sambungnya.

Lebih lanjut, Dewi menyatakan bahwa saat ini Ketua Satgas COVID-19 Letjen TNI Doni Monardo, sudah melakukan kunker ke beberapa daerah, bukan hanya untuk ingatkan pandemi. Tapi juga potensi bencana lain yang harus dipersiapkan.

“Ini juga pelajaran besar untuk Indonesia. Kita potensi bencana cukup besar, ketika kita sudah paham mengatasinya, ini akan berpengaruh untuk menekan fatalitas bencana," ungkap dia.

Demi mengantisipasi pengungsi korban banjir atau bencana alam yang bisa menimbulkan klaster penyebaran COVID-19, Dewi menjelaskan pihaknya akan menerapkan protokol kesehatan.

"Yang harus kita pastikan, satu tempat tidur di pengungsian harus jaga jarak. Yang kedua sanitasinya, tempat makannya, dapurnya, kamar mandinya seperti apa. Biasanya di pengungsian kan anak berkumpul, tidak ada sekat-sekat," ujarnya.

Dengan penerapan protokol kesehatan di lokasi pengungsian, para korban bencana alam atau banjir, menurut Dewi dapat meminimalisir penyebaran COVID-19.

"Ini harus diantisipasi kalau ingin memutus penularan, protokol 3M harus disiapkan. Pemda harus bersiap menyiapkan inovasi model pengungsian," pungkasnya.

Baca juga: Pagi Ini RS Darurat Covid-19 Terisi 1.597 Pasien

Baca juga: Angka Kematian Akibat COVID-19 di Indonesia Lumayan Tinggi



Berita Terkait