Curhat Pemain Inggris Usai Diperlakukan Rasis Suporter Bulgaria | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Getty Images

Curhat Pemain Inggris Usai Diperlakukan Rasis Suporter Bulgaria

Ceknricek.com -- Pelecehan rasialisme kembali terjadi di dunia sepak bola. Kali ini terjadi dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2020 antara Inggris menghadapi tuan rumah Bulgaria, Selasa (15/10) atau Rabu (16/10) dini hari WIB. Para pemain Inggris mendapat perlakuan rasis dari suporter-suporter Bulgaria yang memadati Stadion Nasional Vasil Levski, Sofia.

Cemoohan penonton, siulan, hingga suara meniru kera bisa terdengar dari siaran televisi. Mereka bersiul semakin keras dan bertingkah seperti kera jika para pemain Inggris kulit hitam seperti Raheem Sterling, Marcus Rashford dan Tyrone Mings memegang bola. Hal ini berlangsung hampir selama 90 menit penuh. Tak hanya itu, beberapa suporter Bulgaria bahkan ada yang meniru salut gaya Nazi.

Pelatih Gareth Southgate, kapten Harry Kane dan beberapa pemain bahkan sempat berkumpul seperti ingin mogok bermain. Mereka juga meminta wasit mengevaluasi peristiwa itu. Gelandang Inggris, Jordan Henderson menceritakan kepada BBC bagaimana akhirnya mereka bisa bertahan meneruskan pertandingan, meski dalam keadaan muak.

Sumber: PA Media

“Saya tentu tidak senang dengan situasi yang terjadi. Ini bukan kejadian menyenangkan dan seharusnya tidak terjadi di tahun 2019. Ini sangat mengecewakan,” kata kapten Liverpool itu.

“Tim bisa mengendalikan diri dengan baik. Kami diskusi bersama dan memutuskan tetap bermain, karena jika meninggalkan lapangan, mereka akan dihadiahi kemenangan,” tambahnya.

Pada akhirnya, tim Inggris memang mampu membalas pelecehan yang dilakukan suporter Bulgaria dengan lesakkan enam gol tanpa balas. Rashford sukses mencetak gol pembuka di menit 7, diikuti dua gol dari Ross Barkley (20’, 32’). Sterling juga sukses mencetak brace (45’+3, 69’) dan satu gol lagi dicetak sang kapten, Harry Kane (85’).

“Kami membiarkan sepak bola berbicara. Saat di ruang ganti sebelum babak kedua, kami berkata, ayo keluar dan buat mereka menderita. Kita balas tim mereka di lapangan, dan kami berhasil melakukannya,” kata Henderson yang bermain 90 menit penuh.

Sumber: Getty Images

Sementara itu, Mings yang menjalani debutnya bersama timnas Inggris di laga tersebut mengaku perlakuan rasis dari suporter Bulgaria terdengar dengan jelas, termasuk ke telinga para ofisial pertandingan. Mings bahkan sempat bertanya kepada hakim garis, “Apakah Anda mendengarnya (teriakan rasis).” Kejadian ini terlihat dari siaran televisi.

“Semua bisa menyadarinya tapi kami membiarkan sepak bola berbicara dan berusaha tidak terganggu. Saya senang dengan cara bagaimana kami menanganinya. Kita bisa mendengar cemoohan itu sejelas hari terang,” kata pemain belakang Aston Villa itu.

“Sejujurnya malam ini sangat baik untuk saya. Sangat senang bisa menjalani debut dan bangga dengan momen ini dalam karier. Saya harap semua bisa menikmati momen ini dan tidak tertutupi dengan kejadian itu,” kata Mings.

Sumber: Istimewa

Target rasialis lainnya, Rashford juga menilai tiga poin yang didapat Inggris di kandang Bulgaria menjadi balas dendam paling manis. “Ini bukan situasi yang mudah dan seharusnya tidak ada lagi di tahun 2019. Saya mendengar kapten Bulgaria berpesan, untuk menunjukkan keberanian dan bertindak seolah hal ini tidak terjadi,” kata pemain Manchester United itu.

Adapun Sterling malah merasa kasihan dengan para pemain Bulgaria. “Kami melakukan pekerjaan kami. Kami merasa kasihan dengan timnas Bulgaria yang bertanding mewakili para orang bodoh di stadion,” ujar Sterling.

Bukan Pertama Kali

Kejadian ini membuat Perdana Menteri Inggris, Borris Johnson turut bicara. Pria yang saat ini disorot karena negosiasi alot Brexit ini meminta rasialisme seharusnya sudah dihapus dari sepak bola, bahkan dunia.

Baca Juga: Lima Tim Susul Belgia ke Euro 2020

Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borisov bahkan sampai mendesak Presiden Federasi Sepak Bola Bulgaria (Bulgarian Football Union atau BFU), Borislav Mikhailov untuk mundur. Mikhailov yang sebelumnya pernah bermain untuk klub Inggris, Reading pada periode 1995-1997 akhirnya mengundurkan diri dari posisinya, Rabu (16/10).

Setelah pengunduran diri Mikhailov, markas besar BFU digeledah jaksa dan polisi. Belum jelas apakah ini ada kaitannya dengan pengunduran diri Mikhailov atau pelecehan rasis suporter kepada pemain Inggris.

Sumber: Getty Images

Sebelumnya, sedari jauh-jauh hari, Southgate sebenarnya sudah mengkhawatirkan perilaku rasis dari suporter negara Eropa Timur itu. Pasalnya, saat timnya berhadapan dengan Bulgaria di Stadion Wembley, London markas Inggris, pemain kulit hitam seperti Sterling juga sudah mendapat ejekan bernada rasial.

Kejadian sama terulang saat Bulgaria menghadapi Ceko dan Kosovo pada Kualifikasi Piala Eropa 2020, Juni lalu. UEFA sudah menjatuhkan hukuman berupa ditutupnya sebagian Stadion Vasil Levski saat Bulgaria menjamu Inggris, namun faktanya pelecehan rasis masih saja terjadi.

Mundur ke tahun 2011 lalu, sejumlah pemain timnas Inggris, seperti Ashley Cole, Ashley Young dan Theo Walcott juga menjadi korban pelecehan serupa saat bertandang ke Bulgaria. Di level klub, PFC Levski Sofia dan PFC Lokomotiv Plovdiv juga pernah dihukum UEFA karena tindakan rasial pendukung kedua tim pada pertandingan Liga Europa.

Presiden UEFA Aleksander Ceferin menegaskan komitmen federasi sepak bola Eropa itu untuk memberantas rasisme. "Lebih luas lagi, keluarga besar sepak bola, semua orang dari pengelola sampai pemain, pelatih dan fans harus bekerja sama dengan pemerintah dan LSM untuk melancarkan perang terhadap kaum rasis," kata dia seperti dikutip AFP.

Sementara Presiden FIFA, Gianni Infantino bahkan mengusulkan untuk memberi hukuman larangan datang ke stadion seumur hidup untuk para pelaku yang kedapatan bersalah atas kasus rasialisme. “FIFA bisa meningkatkan hukuman ini ke level internasional,” katanya. 

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini



Berita Terkait