Oleh Redaksi Ceknricek.com
04/30/2025, 10:49 WIB
Ceknricek.com -- TNI Angkatan Darat (AD) buka suara terkait rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang berencana akan mengirimkan siswa bermasalah ke barak militer. TNI AD ternyata terbuka dengan rencana tersebut.
Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (TNI AD), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, program itu akan memprioritaskan siswa yang terlibat tawuran hingga geng motor.
“Prioritas pada siswa yang terlibat tawuran, terlibat geng motor dan siswa yang orangtuanya sudah tidak mampu lagi untuk mendidik secara etika dan perilaku,” kata Wahyu, Rabu (30/4/25).
Program pembinaan ini, kata Wahyu, akan difokuskan pada penguatan karakter siswa. Materi yang diberikan meliputi pendidikan etika, pengetahuan umum, keterampilan pertanian, hingga pelatihan kedisiplinan.
Sedangkan waktu pelaksanaan program, akan ditentukan setelah seluruh aspek teknis dikoordinasikan. "Sebelum pelaksanaan pembukaan program tersebut tentu akan ada pemberitahuan dan semua akan dilaksanakan setelah segala sesuatu sudah terkomunikasikan secara teknis antara Kodam III/Slw dan Pemprov Jabar," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membeberkan sejumlah kriteria siswa yang bermasalah dan perlu dibina di barak TNI-Polri. Diketahui, kebijakan ini baru akan diterapkan secara bertahap pada awal Mei 2025.
"Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main Mobile Legends, yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore," kata Dedi usai menghadiri rapat di Komisi II DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 29 April 2025.
"Ke orangtua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak sampai. Kan kita semua dulu pernah gitu ya," imbuhnya.
Dedi mengatakan, para siswa nantinya tetap belajar di barak selayaknya sekolah. Bedanya, mereka hanya belajar di area kompleks TNI atau Polri.
"Nanti ada ruang kelasnya. Nanti ada guru yang dari sekolah di mana dia asal untuk berkunjung. Enggak ada problem apapun. Saya dulu pernah membuat ruang itu dengan membuang ruang sepak bola," tuturnya.
Politikus Partai Gerindra itu menerangkan, mereka tetap belajar sebagaimana rutinitas di sekolah tapi pola hidupnya akan diubah menjadi lebih disiplin. Seperti bangun tidur lebih pagi membersihkan halaman, hingga olahraga.
"Setelah mandi mereka memberekskan ruang tidur mereka. Setelah itu mereka membersihkan lingkungan halaman, Setelah itu mereka harus sarapan pagi. Setelah itu mereka pergi ke sekolah. Sore hari, nanti mereka belajar berolahraga. Bersepak bola. Main volley. Latihan baris berbaris. Push up, sit up," katanya.
Dedi mengatakan, siswa masuk ke barak militer bukan untuk latihan perang-perangan. Namun, membantu siswa membangun kesehatan mental dan raga. "Agar mereka menjadi anak-anak yang bugar, tidak minum, tidak merokok, tidak makan eksimer, tidak minum ciu, yang itu obat-obatan itu marak di mana-mana," katanya.
Editor: Ariful Hakim