Ceknricek.com – Peserta aksi Gerakan #2019GantiPresiden berkumpul di dekat Patung Kuda, tak jauh dari kawasan Monas, Jakarta, 6 Mei 2018. Ada sekitar 300 orang yang berkumpul di lokasi tersebut dengan membawa atribut kaos, topi, pin, selempang bendera dan barang lainnya yang bertuliskan #2019GantiPresiden. Para relawan sebagian besar datang dari berbagai penjuru Jabodetabek.
Penjual menggelar dagangan berbagai atribut tersebut di sekitar lokasi. Aksi ini berjalan tertib mulai 09.00 WIB hingga satu jam kemudian. Semula, tempat aksi direncanakan di Taman Aspirasi Monas, namun polisi memindahkannya ke depan Patung Kuda di ujung jalan MH Thamrin karena ada dua acara kebaktian di sana.
Baju #2019GantiPresiden yang dijual para pedagang dalam Aksi Gerakan #2019GantiPresiden di kawasan Monas, Jakarta(6/5/2018).(foto : Faisal Hidayat/ceknricek.com)
Acara terpenting dari aksi terbebut adalah pembacaan deklarasi yang dibacakan oleh Mardani Ali Sera. Inilah isi deklarasi tersebut:
“Kami relawan nasional 2019 ganti presiden dengan ini menyatakan sikap keprihatinan atas kemiskinan, ketidakadilan, ketidakberpihakan, dan ancaman terhadap kedaulatan serta krisis kepemimpinan yang terjadi saat ini di bumi NKRI.
Oleh karena itu, kami bertekad akan terus berjuang bersama seluruh rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik berdaulat, bermartabat, adil makmur, dan berakhlak mulia.
Dengan memohon ridho Allah SWT dan dukungan dari seluruh rakyat, kami siap mengawal jalannya proses pemilu yang jujur adil dan bebas dari segala bentuk kecurangan. Hingga terwujudnya 2019 ganti presiden secara sah dan kosntitusional pada tgl 17 April 2019. Jakarta 6 Mei 2018.”
Mardani adalah inisiator gerakan #2019GantiPresiden yang juga Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Sejauh ini, PKS merupakan pendukung Prabowo Subianto sebagai calon Presiden pada pemilu 2019.
Para relawan juga mendapat buku panduan. Buku ini dengan judul “Buku Manual Relawan #2019GantiPresiden” ini disusun oleh tim hukum dan advokasi Relawan RGP2019. Ada delapan bab yang terdiri dari pembukaan atau pengantar, tentang gerakan, panduan sikap, dasar hukum, potensi jeratan UU ITE, advokasi, sekretariat tim hukum, dan penutup.
(Baca : Susah Tidur Mikirin Pemimpin)
Di dalamnya berisi petunjuk tentang tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan relawan.
Acara deklarasi sendiri berjalan tertib dan lancer. Bahkan setelah acara selesai sejumlah relawan memunguti sampah-sampah yang berserakan, sehingga lokasi acara kembali bersih.

Bersih-berish sampah yang dilakukan oleh para relawan #2019GantiPresiden dalam Aksi Gerakan #2019GantiPresiden di kawasan Monas, Jakarta(6/5/2018).(foto : Faisal Hidayat/ceknricek.com)
Mardani menjelaskan gerakan ini konstitusional. Sebab, setiap orang punya hak berserikat dan berkumpul. Mardani juga mengatakan gerakan #2019GantiPresiden untuk pendidikan politik. “Baik buruknya negeri tergantung kualitas presiden. Saatnya menyatakan 2019 ganti presiden,” katanya.
Maaf
Mardani Ali Sera juga meminta maaf terhadap insiden pada Car Free Day (CFD) pekan lalu (29/4/2018). “Kejadian kemarin menjadi pelajaran bagi kami bersama. Kemarin kami tidak terlibat, tapi itu mungkin bagian dari relawan kami, kami mohon maaf,” kata Mardani kepada wartawan seusai aksi.
“Prinsip perjuangan kita tertib, bersih dan santun tidak boleh mengganggu kawan-kawan CFD yang mau lewat. Kita ingin wujudkan ketertiban, bagaimana mau mengurus negara kalau kita tidak tertib?” ungkap Mardani.
Sebelumnya, beredar video yang menayangkan sejumlah orang mengenakan kaus #2019GantiPresiden dan diduga melakukan intimidasi terhadap orang-orang lain yang mengenakan kaus #DiaSibukKerja. Kejadian itu berlangsung di Bundaran Hotel Indonesia pada acara CFD.
( Baca : Penantian Gatot Nurmantyo )
Dalam video beberapa orang dengan kaos #2019GantiPresiden mengkibas-kibaskan beberapa lembar uang kepada seorang pria berkaos #DiaSibukKerja sambil meneriakkan “Dibayar berapa pak?”
Sementara pria yang diintimidasi bersikukuh bahwa dia tidak dibayar siapa pun. Video lain menunjukkan seorang ibu dan anaknya yang mengenakan kaos #DiaSibukKerja dikerubungi dan diteriaki sehingga anaknya pun menangis ketakutan.
Hangat Dibicarakan
Video ini hangat diperbincangkan. Diberitakan sebelumnya, Susi Ferawati, ibu rumah tangga yang mengalami persekusi saat mengikuti jalan santai di CFD pada Minggu (29/4/2018) mendatangi Mapolda Metro Jaya, Senin (30/4/2018). Susi melaporkan kejadian yang tidak menyenangkan itu kepada polisi.
Kemudian, Mustofa Nahrawardaya, yang dikenal sebagai aktivis Muhammadiyah menyatakan kejanggalan pada video tersebut. Saat menjadi pembicara di acara Dua Sisi, TVone, Mustofa menganalisa ada kejanggalan yang disebutnya sebagai gelang kode.
( Baca : Kode Gelang CFD )
“Saya menemukan kejanggalan. Ternyata, pelaku yang mengintimidasi mba Susi memakai gelang yang sama. Lebih aneh lagi, korbannya juga memakai gelang yang sama. Saya curiga kok bisa begitu. Itu membuat saya kaget,” katanya kepada ceknricek.com.