Oleh Redaksi Ceknricek.com
02/10/2021, 12:41 WIB
Ceknricek.com -- Seorang wanita peserta aksi protes kudeta Myanmar dilaporkan kritis setelah tertembak peluru dari aparat kepolisian, Selasa (9/2/21).
Polisi melakukan tindakan tegas setelah ribuan orang kembali ke jalan, di tengah larangan kerumunan dan aturan jam malam oleh Militer sehari sebelum aksi.
Tanggapan polisi selama tiga hari terakhir sebagian besar terbatas pada penggunaan meriam air untuk membubarkan kerumunan. Tetapi tindakan itu meningkat pada hari Selasa, mereka memasukkan peluru karet dan peluru tajam yang sebagian besar dilepas ke udara sebagai tembakan peringatan.
The Guardian melaporkan, Selasa (9/2/21), empat orang peserta aksi dibawa ke rumah sakit di ibu kota Naypyidaw. Dalam pemeriksaan awal, petugas kesehatan mengatakan keempatnya terluka akibat terkena tembakan peluru karet. Dari rekaman video yang beredar terlihat seorang wanita muda yang mengenakan helm sepeda motor dipukul di kepalanya dan tiba-tiba jatuh ke tanah.
"Peluru itu masih bersarang di tubuhnya dan lukanya kemungkinan besar akan berakibat fatal," kata seorang dokter di kota itu kepada Reuters.
“Dia belum meninggal, dia berada di unit gawat darurat, tetapi 100 persen yakin cederanya fatal,” kata dokter tersebut. Menurut pemeriksaan X-ray, luka itu bukan terkena peluru karet, melainkan peluru tajam.
Seorang pria mengalami luka di dada tetapi tidak dalam kondisi kritis, kata dokter, dan tidak jelas apakah dia terkena peluru tajam atau peluru karet. Baik polisi maupun rumah sakit tidak menanggapi permintaan komentar wartawan.
Kericuhan bermula saat petugas menggunakan meriam air untuk memukul mundur massa. alih-alih membubarkan diri para demonstran justru membalas dengan melemparkan proyektil ke arah petugas.
Rekaman di media sosial menunjukkan orang-orang berlari, dengan suara beberapa tembakan di kejauhan.
Seorang dokter ruang gawat darurat meyakini militer telah menggunakan peluru tajam dilihat dari hasil luka pada tubuh para korban. (Rmol.Id)
Baca juga: PBB Khawatir Kudeta Militer di Myanmar Perburuk Nasib Warga Rohingya
Baca juga: Facebook Myanmar Diblokir Setelah Kudeta Militer