Deteksi Virus Korona, Rusia Gunakan Teknologi Pengenal Wajah  | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: Istimewa

Deteksi Virus Korona, Rusia Gunakan Teknologi Pengenal Wajah 

Ceknricek.com -- Pemerintah Rusia menggunakan teknologi pengenal wajah, facial recognition, untuk memastikan orang-orang yang dikarantina karena virus korona tetap berada di rumah atau hotel agar tidak menularkan virus tersebut ke orang lain.

Dikutip dari Reuters, Minggu (23/2) selain itu Rusia melarang warga China masuk negara tersebut untuk sementara waktu agar tidak menyebarkan virus korona. Tapi, mereka mengizinkan orang Rusia pulang dengan syarat harus berada di dalam rumah selama dua minggu, meski pun tidak terjangkit virus korona.

Walikota Moscow, Sergei Sobyanin, mengatakan ada 2.500 orang Rusia yang kembali dari China, mereka diperintahkan untuk masuk karantina. Teknologi pengenal wajah digunakan agar mereka tidak keluar rumah. 

"Kepatuhan terus dipantau, termasuk dengan bantuan sistem pengenal wajah dan langkah teknis lainnya," kata dia di situs resmi.

Baca juga: Korsel Laporkan 123 Kasus Baru Korona, Empat Meninggal Dunia

Salah satu contoh penggunaan teknologi pengenal wajah untuk kasus tersebut, petugas keamanan bisa mendeteksi seorang perempuan yang kembali dari China dan keluar dari rumahnya untuk bertemu teman. 

Petugas bisa melacak sopir taksi yang mengantarkannya pulang dari bandara.

Rusia sejak bulan lalu menggunakan pengenal wajah untuk program keamanan di kota Moscow. Beberapa waktu lalu, seorang perempuan di St.Petersburg kabur dari rumah sakit secara terencana.

Meski pun dia telah diperintahkan kembali masuk karantina, kekuatan program karantina virus korona di Rusia dipertanyakan. Rusia tercatat memiliki dua kasus korona, yaitu dua warga China, namun sudah pulih dan keluar dari rumah sakit.

Hingga Sabtu (22/2) jumlah orang yang meninggal akibat korona di daratan China telah mencapai 2.442 orang menurut data Komisi Kesehatan Nasional.

China pada Minggu (23/2) juga melaporkan kenaikan jumlah kasus baru warga tertular virus COVID-19 itu namun jumlah baru infeksi dan kematian di pusat wabah, Provinsi Hubei, terus menurun. 

BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait