Dokter Reisa Berikan Tips Tidak Termakan Hoaks Terkait Vaksin COVID-19 | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Jubir Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro (BNPB)

Dokter Reisa Berikan Tips Tidak Termakan Hoaks Terkait Vaksin COVID-19

Ceknricek.com -- Informasi menyesatkan dan berita bohong atau hoaks seputar pandemi COVID-19 cukup masif mengisi ruang publik bahkan sampai membuat masyarakat bingung.

Menurut Jubir Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro untuk menghadapi masifnya hoaks, masyarakat perlu meluangkan waktu untuk mencari informasi dari sumber-sumber valid dan media-media terpercaya.

Dalam video yang ditayangkan Sekretariat Presiden yang dipantau di Jakarta, Selasa, (22/12/20) dokter Reisa mengungkapkan dari ribuan hoaks terkait COVID-19, diantaranya perihal vaksin.

“Sudah ada ribuan hoax yang beredar selama 9 bulan pandemi di Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya terkait vaksin COVID-19. Padahal banyak sekali manfaat vaksin yang sudah kita ulas. Jadi, penting ya, untuk meluangkan sedikit waktu mencari informasi dari sumber-sumber yang valid,” ujarnya.

Dokter Reisa Berikan Tips Tidak Termakan Hoaks Terkait Vaksin COVID-19
Sumber: Ardy/Ceknricek.com

Reisa memaparkan beberapa hoaks yang beredar seperti informasi yang menyebutkan vaksin itu bibit penyakit dan menerima vaksin sama saja dengan membuat badan jadi rentan terkena penyakit.

"Nah, anggapan ini salah. Karena vaksin itu terbuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan, yang fungsinya membuat badan kita menjadi kenal, dan kebal melawan penyakit tersebut. Hal ini tidak sama ya, dengan membuat tubuh sakit," tambahnya.

Dokter Reisa menjelaskan ada beberapa jenis vaksin. Pertama, vaksin mati adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan. Kedua, vaksin hidup adalah vaksin yang mengandung bakteri atau virus yang dilemahkan. Ketiga, vaksin sub unit adalah adalah vaksin yang dibuat dari komponen virus/bakteri. Kemudian, keempat, vaksin toksoid adalah vaksin yang dibuat dari toksin yang sudah dilemahkan. Untuk kandungan vaksin, terdiri dari antigen, stabilitator, adjuvant dan pengawet.

Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI VINA PANDUWINATA

Hoaks lainnya adalah informasi yang menyebutkan vaksin mengandung zat-zat yang berbahaya. Padahal, kata Reisa, vaksin yang sudah diproduksi massal harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil dan efisien.

"Setiap vaksin yang beredar, harus lolos uji dari lembaga otoritas yang berwenang. Di Indonesia, ada Badan POM (Pemeriksa Obat dan Makanan) yang akan memastikan bahwa vaksin aman dan tidak mengandung bahan berbahaya," jelasnya.

Reisa juga menjelaskan bahwa vaksin adalah salah satu cara agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi COVID-19. Asalkan, sudah tercipta kekebalan komunitas pada mayoritas penduduk dunia.

Untuk itu Reisa kembali mengingatkan, vaksin bukan satu-satunya solusi untuk mencegah penularan COVID-19. Disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan juga penting dan efektif menurunkan risiko penularan.

"Jadi, gerakan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) ditambah vaksinasi tentu akan lebih baik," ujarnya.

Reisa mengatakan masih banyak mitos dan hoax lain yang beredar di tengah-tengah masyarakat seputar vaksin. Masyarakat diminta untuk memilah-milah informasi yang benar. Masyarakat juga bisa menghubungi kontak resmi Satgas COVID-19 di nomor 119 ekstensi 9 atau bisa berkunjung ke situs resmi pemerintah dalam penanganan pandemi COVID-19 di alamat covid19.go id.

"Lebih baik mencerna informasi lebih baik, kan. Daripada panik atau bahkan menjadi penyebar hoax," pungkasnya.

Baca juga: Jika Jubir Covid-19 Secantik dr Reisa

Baca juga: Akhir Januari, WHO Bakal Setujui Penggunaan Vaksin COVID-19 dari Pfizer



Berita Terkait