Ceknricek.com -- Film pendek Anomali berhasil meraih penghargaan untuk kategori Penyutradaraan Terbaik dalam Festival Film Kalimantan Barat (FFKB) 2019.
Sang sutradara, Prasetya Aditama atau yang akrab disapa Didit, mengaku senang dan bersyukur atas penghargaan tersebut yang merupakan debut pertamanya di dunia festival. Saat menerima penghargaan, Didit mengaku mengingat masa saat dirinya masih dalam proses belajar dari nol.
Dalam film pendek berdurasi 14 menit itu, Didit menjelaskan, jika ia dan rekan-rekan hanya menggunakan kamera ponsel untuk merekam dan tidak menggunakan script sebagai pengantar dialog para pemain.
"Saya hanya menyampaikan konsep tubuh cerita saja ke kawan-kawan aktor. Eksekusinya ya, begitu. Durasi aslinya 34 menit, saya potong karena takut ada anak kecil yang lihat. Sebab, ada adegan pembunuhannya di awal," ujar Didit saat dihubungi Ceknricek.com, Minggu (1/12).
Sebagai sutradara, Didit mengaku telah melakukan riset sebelum memproduksi film pendek Anomali. Proses dimulai ketika dirinya menemukan fakta jika tindak kriminal kekerasan seksual dalam rumah tangga semakin meningkat di Kalimantan Barat.
"Awalnya dari obrolan ringan dengan kawan yang kerja di Kejaksaan. Kebanyakan korban itu anak dibawah umur. Dari situ saya dapat ide untuk merespons," kata Didit.
Plot-Twist
Pemilihan plot-twist sebagai alur cerita merupakan ambisi dari sutradara. Didit sendiri merupakan pengagum film-film dengan alur cerita yang memiliki efek kejut dan sulit ditebak. Pemilihan alur tersebut juga yang menjadikan kata Anomali sebagai judul.
"Perubahan signifikan pada bentuk benda, atau bisa diartikan kejadian yang tak terduga. Lalu digabungkan keduanya sambil brainstorming kawan-kawan aktor. Jadinya ya, film ini," tambahnya.
Baca Juga: Panasonic Young Film Maker Gelar Lomba Tiga Kategori Film Pendek
Keberhasilan yang didapat Didit dan kawan-kawan yang tergabung dalam Kultspace Collectives, Sanggau, Kalimantan Barat tak membuat mereka berpuas diri. Malahan, mereka berencana memproduksi film berikutnya tahun baru nanti.
"Tahun baru syuting lagi. Film lain, judulnya Spasi. Akan saya bagi jadi 3 babak gitu. Bagian I: Manusia Di Antara (Persona et Tribia), bagian II: Mesin Para Dewa (Deus Ex Machina) dan bagian III: Penghancuran (Annilhatum)," ucapnya.
Proyek berikutnya tersebut akan bercerita tentang jarak. Menurutnya, jarak adalah hal yang hanya terjadi saat manusia masih hidup.
"Hanya kematian yang menghilangkan jarak pada bentuk jejak apapun. Jarak akan mencapai bentuk sempurnanya dan menjadi memori," ucapnya seraya mengakhiri wawancara.
BACA JUGA: Cek Berita SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Thomas Rizal