Ceknricek.com -- Bank Indonesia mengatakan proses pemulihan ekonomi global tertahan akibat merebaknya virus korona baru (Covid-19) pada akhir Januari lalu.
Padahal kesepakatan tahap 1 perundingan perdagangan AS-Tiongkok sempat menurunkan ketidakpastian global dan meningkatkan optimisme pelaku ekonomi terhadap prospek pemulihan ekonomi global.
"Sejumlah indikator dini ekonomi global seperti keyakinan pelaku ekonomi, Purchasing Manager Index (PMI) dan pesanan ekspor menunjukan perbaikan pada Desember 2019-Januari 2020," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo di saat pengumumam hasil Rapat Dewan Gubernur di Gedung BI, Jakarta, Kamis (20/2).
Perry mengatakan optimisme berubah setelah terjadinya Covid-19 yang diprakirakan akan menekan perekonomian China dan menghambat keberlanjutan pemulihan ekonomi global, setidaknya pada triwulan I-2020.
Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Turun Menjadi 4,75 Persen
Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2020 dari 3,1 persen menjadi 3,0 persen, dan kemudian meningkat menjadi 3,4 persen dari prakiraan semula 3,2 persen pada tahun 2021.
"Di pasar keuangan global, terjadinya Covid-19 telah meningkatkan risiko sehingga mendorong penyesuaian aliran dana global dari negara berkembang kepada aset keuangan dan komoditas yang dianggap aman, serta memberikan tekanan kepada mata uang negara berkembang," ujar Perry.
Ke depannya, Perry mengatakan upaya penanggulangan Covid-19 perlu terus dicermati karena dapat memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi, volume perdagangan, dan harga komoditas dunia, serta pergerakan aliran modal ke negara berkembang, termasuk Indonesia.
BACA JUGA: Cek BUKU & LITERATUR, Berita Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini
