Geliat Urban Farming di Masa Pandemi COVID-19 | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Geliat Urban Farming di Masa Pandemi COVID-19

Ceknricek.com -- Pandemi COVID-19 memunculkan sejumlah kebiasaan dan hobi baru dalam masyarakat. Salah satunya hobi atau kegemaran berkebun.

Bagi masyarakat perkotaan yang tidak memiliki lahan yang luas seperti di pedesaan, urban farming bisa menjadi salah satu pilihan. Berkebun di lahan terbatas justru memberikan manfaat yang luar biasa. Warga bisa menanam sayuran atau tanaman untuk kebutuhan pangan rumah tangga.

Seperti disiarkan BNPB TV yang dipantau di Jakarta, Sabtu, (21/11/20) sekelompok warga Gang Hijau di area RPTA memanfaatkan lahan sempit di sekitar kawasan itu untuk ditanami kangkung dan sawit serta beternak lele.

Komunitas Indonesia Againts COVID-19 (IAC-19) yang menjadi inisiator urban farming memperkenalkan Budikdamber atau budi daya kangkung dan pembesaran ikan lele dalam ember.

Menurut salah satu penggagasnya Loudra Hutagalung, apa yang dilakukan warga dengan menanam sayuran dan beternak lele dapat membantu kebutuhan gizi keluarga.

“Dalam situasi pandemi seperti ini, kebutuhan gizi menjadi sangat penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau tubuh sudah imun, virus corona akan sulit masuk,” katanya.

Klik video untuk tahu lebih banyak - SOSIALISASI 3M DARI EKO PATRIO

Ia melanjutkan, Budikdamber dapat menjadi alternatif warga kota dalam mengisi waktu luang di rumah. Kegiatan tersebut juga cocok diterapkan lintas masyarakat khususnya yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan selama pandemi COVID-19.

“Saya senang, dengan adanya kangkung dan ikan kami tidak perlu lagi ke pasar untuk membeli sayuran. Selain bisa hemat pengeluaran, kami juga terhindar dari kerumunan di pasar,” ujar salah seorang warga.

Komunitas IAC-19 menjelaskan urban farming memberi kesibukan dan pengalaman baru bagi pelakunya. Konsepnya sederhana dan tidak butuh banyak modal. Cukup siapkan satu ember dengan kapasitas 60 liter yang bisa memuat lebih 60 ekor lele saat panen.

Selain ember, siapkan juga pot plastik air mineral, media tanam seperti arang, sekam dan kawat jemuran untuk pengait pot. Bahan-bahan mudah didapat dari limbah rumah tangga.

Apabila urban farming seperti ini diikuti banyak warga maka hasilnya akan berdampak langsung kepada masyarakat. Selain itu, berkebun di lahan sempit bisa membantu pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan, selain merekatkan rasa kebersamaan dan gotong royong dalam masyarakat.

Beraktivitas bersama di tengah wabah corona, masyarakat diingatkan untuk tetap patuh protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun.

Baca juga: Doni Minta Kluster Kerumunan Secara Sukarela Melakukan Tes Covid

Baca juga: "Urban Farming" Jakarta Dipresentasikan di Tokyo, Jepang



Berita Terkait