Google Gandeng WWF Luncurkan Platform Wildlife Insights untuk Pelestarian Satwa | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: venturebeat

Google Gandeng WWF Luncurkan Platform Wildlife Insights untuk Pelestarian Satwa

Ceknricek.com -- Perusahaan raksasa multimedia, Google bersama tujuh organisasi pelestarian lingkungan terkemuka di dunia salah satunya Word Wildlife Fund (WWF) bahu membahu guna melindungi satwa-satwa yang terancam punah. Untuk itu, Google meluncurkan platform Wildlife Insights. 

"Kita ingin bantu dunia konservasi dengan menggunakan sebuah aplikasi," kata Program Manager Google Earth Outreach Tanya Birch melalui telekonferensi di Jakarta, Rabu (18/12). 

Menurut data WWF, jumlah populasi mamalia, burung, ikan, reptilia dan amfibi menyusut 60 persen sejak tahun 1970-an di seluruh dunia. Dari sinilah Kehadiran platform berteknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence atau AI) diharapkan mampu menyelamatkan satwa-satwa yang semakin terancam.

Khusus di Indonesia sendiri Google juga telah bekerja sama dengan sejumlah organisasi pelestarian lingkungan melakukan riset di Bukit Barisan, Sumatra untuk mengetahui spesies-spesies yang terancam punah. Kehadiran teknologi AI pun diharapkan bisa menjawab persoalan dan tantangan para peneliti maupun ahli biologi yang selama ini terkendala dalam mendapatkan visual dari satwa-satwa yang diteliti. 

Sumber: Tempo

Baca Juga: MRT Jakarta-WWF Jalin Kerja Sama Pelestarian Lingkungan Hidup

Secara umum, ujar tanya Birch, para ahli biologi saat ini telah menggunakan kamera sensor gerak untuk mempelajari binatang liar. Meskipun demikian, mereka belum memiliki cara untuk membagikan dan memadukan data. Padahal, banyak dari hasil visualisasi itu merupakan gambar kosong, menampilkan daun, atau menunjukkan sesuatu yang tidak bernilai.

“Ini adalah masalah besar dalam manajemen data. Para konservasionis menghabiskan waktu berjam-jam untuk menafsirkan citra dari kamera sensor gerak mereka," katanya. 

Namun, saat ini dengan menggunakan Wildlife Insights para peneliti akhirnya dapat berfokus pada upaya pelestarian dengan mengunggah data ke Google Cloud dan menganalisis citra dengan model AI yang mengidentifikasi spesies yang disediakan Google. 

Hingga kini, Google Earth telah mengabadikan sekitar 4,5 juta gambar menggunakan teknologi AI tersebut di berbagai belahan penjuru dunia. Visualisasi itu diambil sejak 20 tahun silam.

"Kita merasa senang bisa membantu melindungi spesies-spesies yang akan punah itu," kata perempuan yang pernah meneliti sekaligus memetakan konflik gajah dengan manusia di Sri Lanka tersebut. 

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Thomas Rizal


Berita Terkait