Harga Vaksin COVID-19 Simpang Siur, Begini Penjelasan Bio Farma | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Harga Vaksin COVID-19 Simpang Siur, Begini Penjelasan Bio Farma

Ceknricek.com -- Dalam beberapa hari belakangan terbetik berita harga vaksin COVID-19 produksi Sinovac berkisar 1,96 dolar AS per dosis.

Berita tersebut mencuat ketika kontrak kerja sama antara Sinovac dengan Pemerintah Brazil untuk pengadaan vaksin COVID-19.

Menanggapi pemberitaan tersebut, Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir membantah. Pihaknya sudah mendapat penjelasan dan klarifikasi dari Sinovac melalui surat resmi yang diterima Bio Farma.

Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (13/10/20) Honesti mengungkapkan harga vaksin COVID-19 di Indonesia berkisar Rp200 ribu. Harga tersebut, tidak akan memberatkan pemerintah Indonesia.

"Kisaran harganya Rp200 ribu," terang Hoesti.

Pada intinya harga vaksin dari Sinovac sudah sesuai dengan kesepakatan dengan Bio Farma. Bahkan Sinovac membantah, pihaknya menjual dengan harga tinggi kepada Indonesia.

"Informasi harga vaksin COVID-19 di Brazil, telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma, yang memastikan, bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak 90 juta dolar AS dengan pemerintah Brazil tidak tepat, dan mengenai harga 1,96 dolar AS per dosis pun tidak tepat," terang dia.

Lebih lanjut Honesti menjelaskan bahwa biaya pengirimannya untuk tiap dosisnya sekitar 2 dolar AS. Atas berita ini, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya.

"Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin COVID-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia," kata Honesti.

Bahkan, dalam surat resmi yang dikirim Sinovac, Honesti menyampaikan, ada beberapa faktor dalam menentukan harga vaksin COVID-19, salah satunya adalah pada investasi studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi dalam skala besar.

"Demikian juga dengan penentuan harga di Indonesia. Dengan kata lain, skema pemberian harga vaksin COVID-19 tidak dapat disamakan," jelasnya.

Bio Farma juga dalam waktu dekat bersama BPOM dan LP POM MUI akan berangkat ke Tiongkok untuk memonitor kualitas vaksin COVID-19 mulai dari bahan baku hingga melaksanakan audit halal.

Honesti Basyir sebagaimana dilansir Antara menambahkan, BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi vaksin COVID-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP).

Seperti diketahui, uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 masih berjalan di minggu kedua Bulan Oktober 2020 ini. Data terakrhir menunjukan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua/masuk periode monitoring.

"Hingga saat ini Uji Klinis tahap 3 berjalan lancar dan belum ada dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin COVID-19," pungkasnya.

Baca juga: 50 Juta Vaksin COVID-19 dari Aztra Zeneca Sudah Dipesan Pemerintah

Baca juga: Pemerintah Tetapkan 3,5 Juta Orang Terima Vaksin COVID-19



Berita Terkait