Hujan Bulan Agustus Itu... | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Istimewa

Hujan Bulan Agustus Itu...

RNI Agustus 2024 (Rangkaian Ngopi Imajiner) bersama Gus Dur

Ceknricek.com--Saya telah beberapa hari di Penang negeri tetangga, hujan selalu turun, seperti halnya di beberapa wilayah Indonesia saat berangkat. Tak lazim, sebenarnya, di bulan Agustus masih turun hujan dan membawa dampak yang signifikan bagi beberapa sektor. Bagi sektor pertanian, terutama di wilayah-wilayah yang bergantung pada pola musim yang stabil, hujan di luar musim dapat mengganggu proses tanam dan panen. Tanaman yang seharusnya mulai dipanen justru terancam oleh curah hujan yang tinggi, yang dapat menyebabkan pembusukan dan penurunan hasil produksi.

Selain itu, hujan yang terjadi secara tiba-tiba di musim kemarau juga mempengaruhi sektor infrastruktur, terutama di daerah-daerah yang belum siap menghadapi banjir atau tanah longsor akibat peningkatan curah hujan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat dan pemerintah, mengingat potensi kerugian ekonomi dan sosial yang bisa terjadi.

Bulan Agustus 2024 menjadi sorotan publik tanah air, bukan hanya karena fenomena cuaca tetapi juga karena momen emosional yang melibatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hujan ala Jokowi tercurah dalam suatu acara publik, tatkala memberikan pernyataan yang menyentuh hati, disertai dengan permintaan maaf dan tangis, yang mencerminkan keprihatinan mendalam atas situasi yang dihadapi oleh rakyat Indonesia. Permintaan maaf Jokowi disampaikan dengan nada haru, bahkan disertai dengan air mata. Ini menjadi momen yang sangat jarang terjadi dalam kepemimpinan Jokowi, yang dikenal sebagai sosok yang tegar dan berkomitmen untuk menyelesaikan masalah bangsa selama ini.

Tentu saja, kontroversi tetap merebak, ada tanggapan positif atas kejadian ini. Tak sedikit pula yang mencibir dan mengkritisi sekedar drama nan berlanjut. Hanya beberapa hari sesudahnya, khalayak dikejutkan ‘hujan disertai petir’ dengan lengsernya Airlangga Hartarto selaku Ketum Golkar. Tak pelak, berbagai spekulasi berkembang dan terbukti beberapa diantaranya sungguh terjadi dan menerbitkan tanya akan spekulasi terakhir maha penting: wapres terpilih bakal menjadi ketua dewan Pembina yang kekuasaannya dimutlakkan seperti era eang Soeharto dulu? Sungguhkah kekuasaan istana menghalalkan segala cara guna melanggengkan sentuhannya atas nama keberlanjutan segala program demi kejayaan Ibu Pertiwi?

"Ah, hujan di bulan Agustus isinya sama Mas...air. Di seluruh dunia, air bukan hanya sekadar cairan alias H2O belaka; ia adalah sumber ide budaya dan filosofis," tukas Gus Dur yang tetiba muncul dalam pergolakan benak ini.

‘’Dalam banyak budaya, air dipercaya sebagai hadiah ilahi, yang esensial bagi kehidupan dan kesejahteraan spiritual. Sungai Gangga dalam agama Hindu adalah contoh utama, di mana ritual dan koneksi spiritual sangat terkait dengan air, kualitas reflektif air digunakan untuk introspeksi dan memahami dunia alami,"

"Taman-taman di Jepang dengan fitur air mendorong kontemplasi, mencerminkan langit dan memicu refleksi diri, tatkala gerakan air yang konstan menandakan perubahan dan keterhubungan semua hal. Dalam Taoisme, konsep 'wu wei' (bertindak selaras dengan alam) disamakan dengan adaptabilitas air, mengingatkan kita untuk mengikuti arus walau ngeli ning ora keli dalam pepatah arif Jawa. Demikian pula, kapasitas air untuk menciptakan dan menghancurkan diakui secara luas,"

"Naga Cina yang perkasa, simbol kekuatan dan keberuntungan, terkait dengan air, menyoroti kemampuannya untuk memberikan kehidupan dan mampu pula menghancurkan. Kita tinggal menanti, air mata Jokowi bakal menciptakan hal baik bagi bangsa ataukah malah menghancurkan segala bangunan sendi-sendi demokrasi negeri yang berarti kemunduran? Wallahualam…," Gus Dur kembali lenyap, sementara saya terus tercenung tanpa sempat menanggapi.

Terlepas dari kontroversi air mata Jokowi, dengan makna simbolis dan praktis ini, air menjadi elemen yang menginspirasi kita untuk hidup dalam harmoni, saling meneguhkan, dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi sesama. Meskipun hujan di bulan Agustus 2024 membawa ketidakpastian dan kesulitan, hal ini juga membuka peluang bagi pemerintah dan masyarakat untuk bersatu dalam menghadapi beragam kemungkinan serta bersama membangun ketahanan yang lebih baik di masa depan, amin.

Penang-Malaysia, Agustus 2024

*)Greg Teguh Santoso, sudah tuntas studi doctoral dan tengah mengembara dalam ranah Knowledge Management dan Organizational Communication.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait