Ini Alasan Kolonel (Inf) Priyanto Tidak Dituntut Hukuman Mati | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Ini Alasan Kolonel (Inf) Priyanto Tidak Dituntut Hukuman Mati

Ceknricek.com--Kolonel Inf Priyanto dituntut penjara seumur hidup dalam kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap sejoli Handi (17) dan Salsabila (14) di Nagreg, Jawa Barat. Tuntutan yang dibacakan oleh Oditur berpatokan dengan arahan dari Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa.

“Pada waktu Panglima mengeluarkan statement itu (penjara seumur hidup) itu akan menjadi patokan bagi kami,” kata Oditur Militer Tinggi II Jakarta Kolonel Sus Wirdel Boy, di Pengadilan Militer Tinggi, Kamis (21/4/22).

“Barangkali Orjen kami juga meminta petunjuk kepada Panglima untuk menentukan berat ringannya hukuman,” sambungnya.

Namun, Wirdel memastikan tuntutan yang dilayangkan pihaknya juga tetap mengacu pada fakta-fakta yang didapat dari persidangan. Hal ini termasuk tidak dijatuhkannya hukuman pidana mati yang dimungkinkan dalam Pasal 340 yang dituntut terhadap terdakwa Priyanto.

“Barangkali salah satunya terdakwa ada penyesalan seperti yang disampaikan pada sidang-sidang terdahulu,” tuturnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa pernah menyatakan telah mengerahkan Oditur Militer untuk melakukan penuntutan seumur hidup terhadap tiga oknum TNI AD yang diduga melakukan tindak pidana pembunuhan berencana. Andika menginginkan tiga oknum tersebut dihukum dengan ancaman maksimal.

"Tuntutan sudah kita pastikan, karena saya sudah kumpulkan tim penyidik maupun oditur, kita lakukan penuntutan maksimal seumur hidup," ujar Andika saat ditemui di Kantor Kominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (28/12/21).

"Sebetulnya Pasal 340 KUHP ini memungkinkan hukuman mati tetapi kita ingin seumur hidup saja," jelasnya.

Selain tuntutan penjara seumur hidup, Kolonel Priyanto juga dituntut pidana tambahan untuk dipecat dari satuan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat.

“Kami mohon agar Pengadilan Militer Tinggi II Jakarta, satu, menjatuhkan pidana terhadap Kolonel Priyanto tersebut dengan pidana pokok penjara seumur hidup dan pidana tambahan dipecat dari dinas kemiliteran TNI Angkatan Darat,” Oditur Militer Tinggi II Jakarta Kolonel Sus Wirdel Boy.

Wirdel juga mengungkapkan adanya hal-hal memberatkan dan meringankan dalam perjalanan kasus tersebut. Menurutnya, Kolonel Priyanto bersikap berterus terang, belum pernah dihukum dan menyesali perbuatannya yang membuat proses persidangan berjalan cepat.

“Sementara yang memberatkan turut mengajak kedua anak buahnya,” kata dia.

Oditur militer juga meminta kepada Pengadilan agar tetap melakukan penahanan terhadap Priyanto. Hal ini menyusul akan digelarnya sidang selanjutnya dengan agenda nota pembelaan yang digelar pada 10 Mei 2022.

Kolonel Inf Priyanto merupakan terdakwa atas kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Handi dan Salsabila di kawasan Nagreg, Jawa Barat pada 8 Desember 2021 silam. Kasus bermula ketika Kolonel Priyanto bersama dua bawahannya yakni Koptu Ahmad Sholeh dan Kopda Andreas Dwi Atmoko menabrak dua sejoli tersebut menggunakan Mobil Panther Isuzu.

Alih-alih membawa korban ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan, Priyanto justru berencana menghilangkan jejak korban dengan membuang korban di Sungai Serayu di Jawa Tengah. Belakangan diketahui Salsa dibuang ke sungai dalam kondisi meninggal dunia, sementara Handi sendiri masih dalam kondisi hidup.


Editor: Ariful Hakim


Berita Terkait