Jokowi: Presiden Korea Selatan Itu Kakak Saya | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Antaranews.com

Jokowi: Presiden Korea Selatan Itu Kakak Saya

Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo tengah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di sela-sela penyelenggaraan KTT ROK-ASEAN 2019, Senin (25/11) dan Selasa (26/11). Keduanya pemimpin ini terlihat akrab saat bertemu di Hotel Westin Busan, Korsel, Senin.

"Teman saya tercinta, senang sekali dapat bertemu lagi Bapak Presiden Jokowi di Busan, kampung halaman saya," kata Moon Jae-in saat menyambut Jokowi yang didampingi para menteri, seperti dilansir Antara.

"Terima kasih kakak saya yang mulia Presiden Moon Jae-In, terima kasih atas sambutan yang hangat," kata Jokowi membalasnya. Keakraban antar kedua pemimpin ini langsung disambut tawa dan tepuk tangan delegasi Korea Selatan.

Dalam pertemuan bilateral ini, Presiden Moon mengakui bahwa Indonesia ialah salah satu mitra strategis khusus Korea. Presiden berusia 66 tahun itu mengatakan kemitraan kedua negara akan berperan penting untuk kemakmuran bersama dan juga negara se-ASEAN.

"Kedua negara telah membangun bilateral yang lebih erat daripada tahun sebelumnya dan kita setiap tahun mengadakan pertemuan puncak untuk mengembangkan hubungan akrab dan khusus antar kedua negara. Kedua negara telah menjadi negara yang saling memerlukan dan berjalan bersama untuk kemakmuran bersama," katanya.

Presiden Jokowi mengaku senang melihat kemajuan hubungan bilateral Indonesia dan Korea, termasuk kerja sama yang konkret dalam kunjungan saat ini. Sekadar informasi, pertemuan bilateral ini menghasilkan tiga kesepakatan yang telah ditandatangani kedua belah pihak.

Baca Juga: Jokowi Akan Hadiri KTT Peringatan 30 Tahun ASEAN-Republik Korea

“Saya ingin mulai dengan menyampaikan kekhawatiran terhadap situasi ekonomi dunia saat ini. Di tengah situasi sulit seperti ini, upaya memperkuat kerja sama di antara kita menjadi lebih penting artinya," kata Jokowi.

Foto: Antaranews.com

Ketiga kesepakatan yang ditandatangani adalah selesainya negosiasi Comprehensive Economic Partnership (CEPA) antara Indonesia dengan Korea, kesepakatan bebas visa untuk pemegang paspor diplomatik dan dinas. Sementara yang terakhir ialah nota kesepahaman (memorandum of understanding atau MoU) mengenai technical cooperation on capital city relocation and development.

Resesi Dunia

Sebelumnya, dalam sambutannya di Republic of Korea (ROK)-ASEAN CEO Summit di Busan, Senin (25/11), Presiden Jokowi mengatakan negara-negara ASEAN dan Korea harus siap dalam menghadapi resesi ekonomi dan tantangan global ke depan. Jokowi berharap negara-negara ASEAN dan Korea bisa menghadapi tantangan bersama dan mampu membuat terobosan ekonomi.

“Terjadinya resesi ekonomi dunia akan menjadi 'destruction' (penghancuran) sistem ekonomi dan keuangan global serta ketidakpercayaan terhadap institusi ekonomi dunia," ucap Jokowi.

Dihadapan para negara-negara lain, Jokowi lalu memaparkan tiga hal yang menjadi senjata Indonesia dalam menghadapi ancaman resesi. Pertama ialah membangun infrastruktur yang berkualitas, serta penyederhanaan aturan untuk menarik investor ke Indonesia, yakni dengan merevisi 74 Undang-Undang yang menghambat investasi.

"Indonesia akan menggelar forum infrastruktur dan konektivitas di kawasan Indo Pasifik. Saya undang semua pelaku usaha untuk merebut infrastruktur dan konektivitas di Indonesia dan juga di kawasan Indo Pasifik," kata Jokowi.

Sementara jurus yang kedua ialah  peningkatan kualitas sumber daya manusia, sebagai kunci lompatan ekonomi bagi sebuah negara. Adapun yang ketiga ialah pengembangan energi terbarukan, seperti biodiesel B20 yang telah dijalankan.

"Untuk itu revitalisasi pendidikan guna menciptakan link and match antara pendidikan dan dunia kerja menjadi sebuah keniscayaan. ASEAN dan Korea harus menjadikan juara pengembangan energi terbarukan di kawasan," katanya.

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait