Ceknricek.com - Mulai tahun 2018, ajang penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) memasuki babak baru. Kini FFI diselenggarakan oleh komite khusus yang bertugas secara tetap selama 3 tahun.
Hal tersebut sejalan dengan Surat Keputusan (SK) Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia, Chand Parwez Servia. Melalui SK tersebut, dibentuk Komite FFI dengan masa kerja 2018-2020. Ajang penghargaan paling bergengsi di Indonesia ini kembali dipegang oleh Komite Tetap setelah setiap tahun berubah-ubah. Komite Tetap FFI 2018-2020 merupakan institusi yang beroperasi sepanjang tahun. Kerja utamanya berfokus pada usaha meningkatkan kualitas film Indonesia untuk memperkuat sisi budaya dan estetika film. Lukman Sardi, aktor senior Indonesia ditunjuk menjadi Ketua Komite FFI periode 2018-2020.
“FFI selalu panitianya berubah-ubah dari tahun ke tahun. Mulai tahun ini dibentuk komite FFI yang bekerja selama 3 tahun. Mulai dari 2018 sampai 2020,” jelas Lukman Sardi dalam sambutan acara pembukaan FFI 2018 di Metropole XXI, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (1/10/2018)
Lukman Sardi memimpin anggota komite yang bertugas: Catherine Keng (Sekretaris), Edwin Nazir (Keuangan & Pengembangan Usaha), Lasja. F Susatyo (Program), Nia Dinata (Penjurian) dan Coki Singgih (Komunikasi).
Konsep penyelenggaraan seperti ini pernah dilakukan pada tahun 1988-1992. Masa itu, Dewan Film Nasional dan Departemen Penerangan membentuk Panitia Tetap (Pantap) untuk penyelenggaraan FFI. Pantap FFI dipimpin Ketua Dewan Film, H.M. Johan Tjasmadi yang membawahi beberapa anggota. Sebagai anggota, Dr. Salim Said (Kabid Hubungan Luar Negeri), Tb. Maulana Husni (Kabid Penjurian), Galeb Husen (Kabid Acara) dan Ilham Bintang (Kabid Humas). Pantap FFI bekerja selama 5 tahun.
Tema FFI 2018
Tahun ini, penyelenggaraan FFI mengangkat tema “Mencari Mahakarya: Batasnya Hanya Kualitas”. Banyak kontroversi muncul saat penilaian kualitas estetika film dan unsur-unsurnya tidak sejalan dengan standar mutakhir. FFI terus berupaya memperbaiki sistem, standar, dan objektivitas dalam proses penjurian. Merupakan kewajiban FFI pula untuk mencari dan mempromosikan film dan hasil kerja artistik terbaik. Hal itu diharapkan menjadi tolok ukur untuk produksi perfilman Indonesia di masa mendatang.
“Diharapkan film yang mendapat nominasi di FFI menjadi benchmark. Agar film Indonesia selanjutnya semakin berkembang lagi,” ujar Lukman Sardi.