Mengenal "Sedekah Minyak Jelantah" di Kecamatan Jagakarsa | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Pemprov DKI Jakarta

Mengenal "Sedekah Minyak Jelantah" di Kecamatan Jagakarsa

Ceknricek.com -- Kecamatan Jagakarsa bekerja sama dengan Rumah Sosial Kutub baru saja meluncurkan Program Kampung Terima Sedekah Minyak Untuk Mereka atau Kampung Tersenyum di halaman kantor kecamatan setempat.

Dalam keterangannya, Jumat (27/9), Wakil Wali Kota Jakarta Selatan, Isnawa Adji mengatakan program itu adalah terobosan dalam menjaga kebersihan lingkungan. "Program ini mengajarkan kita bersedekah dan ini juga ada nilai potensi ekonomi yang bermanfaat bagi warga," ujarnya.

Isnawa meyakini program ini bisa diterapkan di kecamatan-kecamatan lainnya di Jakarta Selatan. Saat ini program Kampung Tersenyum baru berjalan di Kecamatan Jagakarsa 

Foto: Pemprov DKI Jakarta

Camat Jagakarsa Mundari menjelaskan, melalui program Kampung Tersenyum, masyarakat bisa bersedekah dengan minyak jelantah selain memakai uang. "Program ini terus disosialisasikan dan diinformasikan kepada warga," kata dia.

Baca Juga: Pemprov DKI dan Pertamina Buka Posko Penanganan Limbah Minyak

Direktur Rumah Sosial Kutub, Suhito menjelaskan budaya masyarakat menggunakan minyak jelantah secara berulang-ulang berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, masyarakat juga masih terbiasa membuang minyak jelantah di selokan yang jika tidak ditangani akan membahayakan lingkungan. "Kami harapkan warga bisa mengumpulkan minyak di tiap RT satu tong dulu," ujar Suhito.

Terkumpul 30 Tong

Menurut Mundari, program sedekah minyak jelantah di wilayah Kecamatan Jagakarsa sebenarnya telah berjalan selama sebulan. Saat ini, bahkan sudah terkumpul sebanyak 30 tong atau 990 liter yang jika dirupiahkan senilai Rp9,9 juta. Minyak itu selanjutnya dijual dan hasilnya disumbangkan ke kaum duafa, fakir miskin atau yatim.

Foto: Pemprov DKI Jakarta

Mundari menuturkan, dalam program ini, warga diberikan jeriken berukuran kecil untuk menampung minyak jelantah dari setiap rumah, untuk selanjutnya ditampung ke tempat yang lebih besar di kelurahan. Selanjutnya minyak jelantah diolah Rumah Sosial Kutub menjadi bahan baku bio diesel.

"Tempat pengumpulan minyak jelantah minimal ada dua titik di tiap kelurahan. Bisa seminggu sekali atau seminggu dua kali pengambilannya," ungkap Mundari.

BACA JUGA: Cek POLITIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 



Berita Terkait