Oleh Redaksi Ceknricek.com
11/15/2024, 7:20 WIB
Ceknricek.com -- Broker elektronik telah menjadi sektor yang tumbuh pesat di seluruh dunia. Namun, apakah industri ini memberikan dampak sosial yang positif? Octa, broker global yang telah beroperasi sejak 2011, mengadakan survei untuk mengungkap bagaimana trader berpartisipasi dalam inisiatif amal dan pandangan mereka terhadap program sosial.
Survei Octa melibatkan ratusan trader dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Nigeria, dan Afrika Selatan. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden (hingga 95%) berasal dari tiga kelompok usia: 26–35, 36–45, dan 46–65. Setiap kelompok usia memiliki proporsi yang seimbang.
Secara rata-rata, 59% trader di negara-negara yang disurvei aktif terlibat dalam kegiatan amal. Nigeria mencatat angka tertinggi, dengan 74% responden secara rutin ikut serta dalam proyek sosial. Di negara lain, keterlibatan ini sedikit bervariasi berdasarkan usia. Di Malaysia, misalnya, kelompok usia 46–65 tahun menunjukkan partisipasi sosial yang lebih tinggi dibandingkan generasi muda.
Sebagian besar trader (53%) memilih untuk berdonasi secara finansial, sementara kerja sukarela menjadi opsi favorit kedua. Di Malaysia, donasi uang menjadi aktivitas dominan dengan 63% responden berkontribusi melalui cara ini.
Dari segi prioritas, mayoritas trader (68%) menilai perawatan kesehatan dan pendidikan sebagai bidang amal yang paling penting. Bantuan darurat menjadi fokus utama bagi trader di Indonesia dan Malaysia, mengingat tingginya frekuensi bencana alam di kedua negara.
Sementara itu, di Nigeria dan Afrika Selatan, isu pemberdayaan perempuan dan lingkungan juga mendapat perhatian besar.
Octa sendiri aktif mendukung pendidikan melalui berbagai proyek sosial. Tahun ini, broker tersebut bekerja sama dengan yayasan KIR di Nigeria untuk mendukung perempuan dengan pelatihan keterampilan dan alat usaha.
Di Malaysia, mereka mensponsori bootcamp pemrograman, membantu generasi muda meningkatkan keterampilan teknologi mereka.
Dalam mencari informasi tentang inisiatif sosial, para trader menggunakan berbagai platform, seperti media sosial (14%), media cetak, TV, dan radio (20%), serta informasi dari mulut ke mulut (11%).
Sebagian besar responden (56%) lebih mempercayai organisasi amal lokal yang beroperasi di wilayah mereka. Sebaliknya, organisasi internasional kurang mendapat kepercayaan dari komunitas trader.
Survei ini menunjukkan bahwa trader memiliki kepedulian tinggi terhadap inisiatif amal. Banyak yang secara aktif berkontribusi melalui donasi dan kerja sukarela. Fokus utama pada pendidikan menunjukkan bahwa semangat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga menjadi bagian dari dunia trading.
Editor: Ariful Hakim