Ceknricek.com -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta agar industri batik Indonesia tak hanya mengincar pasar lokal atau nasional, melainkan juga memperluas pasar secara internasional. Hal ini diungkapkan Agus pada perayaan Hari Ulang Tahun ke-25 Yayasan Batik Indonesia, Senin (28/10).
“Kami mendorong penyelenggaraan pameran batik dengan skala global seperti di New York, London, Milan, Sydney dan negara fesyen lainnya untuk lebih memperkenalkan batik,” kata Agus saat menyampaikan sambutannya pada acara tersebut di Jakarta, seperti dilansir Antara.
Saat ini batik sudah mulai didorong agar menjadi pakaian resmi di beberapa acara kenegaraan, misalnya rapat DPR. Sebelumnya, Agus mengaku pernah mengirimkan surat kepada Ketua DPR saat dirinya masih menjadi wakil rakyat, agar batik menjadi pengganti jas di rapat-rapat formal DPR.
“Jas bukan merupakan budaya Indonesia, melainkan budaya Barat, sehingga kami ingin agar batik yang dijadikan pakaian resmi sehingga kita mengakar pada budaya Indonesia sekaligus sebagai bukti kecintaan kepada budaya nasional,” ucap Agus.
Upaya tersebut masih ditolak oleh pimpinan DPR. Setelah menjabat sebagai Menperin, Agus mengaku ingin terus melestarikan batik dengan terus menjadikan batik sebagai pakaian dalam menjalankan tugas. Dengan demikian, secara nasional industri batik bisa diterima dengan baik demi perekonomian nasional itu sendiri.
Sumber: Antaranews
Baca Juga: Batik Marunda Memukau Pengunjung di Jakarta Fashion Week 2020
“Industri batik memiliki peran penting bagi perekonomian nasional. Industri batik menjadi penggerak perekonomian regional dan nasional, penyedia lapangan kerja, serta penyumbang devisa negara,” kata Agus menjelaskan.
Menurut data Kemenperin, industri batik nasional saat ini didominasi oleh Industri Kecil dan Menengah yang tersebar di 101 sentra. Nilai ekspor batik dan produk batik selama periode Januari sampai dengan Agustus 2019 mencapai 20,54 juta dolar AS dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat dan Eropa.
Hal ini membuktikan bahwa industri batik nasional memiliki daya saing komparatif dan kompetitif di atas rata-rata dunia. Dengan demikian, upaya batik agar bisa menembus pasar internasional sejatinya bukan hanya impian semata.
“Indonesia menjadi market leader yang menguasai pasar batik dunia. Perdagangan produk pakaian jadi dunia yang mencapai 479 miliar dolar AS menjadi peluang besar bagi industri batik untuk meningkatkan pangsa pasarnya, mengingat batik sebagai salah satu bahan baku produk pakaian jadi,” tutup Agus.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar