Menteri BUMN Erick Thohir Pecat Dirut Garuda | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Ashar/Ceknricek.com

Menteri BUMN Erick Thohir Pecat Dirut Garuda

Ceknricek.com -- Menteri BUMN Erick Thohir menepati janji. Ia memberhentikan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, terkait skandal penyelundupan komponen Harley-Davidson dan sepeda Brompton. Keputusan tersebut disampaikan Menteri Erick Thohir dalam sebuah konferensi pers, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (5/12).

Pemberhentian Ari Askhara --begitu I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra akrab disapa-- diputuskan setelah mempertimbangkan hasil pemeriksaan Komite Audit. "Dengan (peristiwa) itu saya sebagai Kementerian BUMN tentu akan memberhentikan saudara Direktur Utama Garuda," kata Menteri Erick.

Berdasarkan audit komite, Erick mengungkapkan pembelian komponen Harley-Davidson merupakan pesanan Ari melalui pegawainya. Ari memerintah untuk mencarikan sepeda motor Harley-Davidson sejak 2018 lalu.

Foto: Ashar/Ceknricek.com

Transaksi pembelian dilakukan pada April 2019 melalui rekening pribadi yang ditransfer ke Amsterdam. Hingga akhirnya motor dibawa ke Indonesia atas nama salah satu pegawainya yang berinisial SAS pada penerbangan Garuda Indonesia menggunakan pesawat Airbus A330-900 pada 17 November 2019 lalu.

Menurut Erick, proses pemberhentian Ari selanjutnya akan mengikuti prosedur perusahaan terbuka. "Tidak tahu secepat apa (prosesnya), tapi langsung menunjuk pelaksana tugas (Plt). Individu yang terlibat mengundurkan diri daripada pencopotan tidak hormat. Itu hukum yang tidak enak dalam bermasyarakat," ujar Erick.

Modus

Dalam kesempatan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan modus penyelundupan Harley-Davidson dan Brompton tersebut. Menurut dia, semua berawal dari pemeriksaan yang dilakukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan pada 17 November 2019 terhadap pesawat baru Garuda Indonesia buatan pabrikan Airbus.

Foto: Ashar/Ceknricek.com

Penelitian yang dilakukan Bea Cukai terhadap SAS dan LS masih berlangsung hingga kini. SAS adalah nama yang tertera pada claim tag 15 koli yang berisi sparepart motor Harley-Davidson bekas dengan kondisi terurai, sedangkan LS adalah nama yang tertera pada claim tag 3 koli yang berisi 2 unit sepeda Brompton kondisi baru beserta aksesoris sepeda.

Baca Juga: Menteri BUMN Tunggu Pengakuan Direksi Garuda Soal Kisruh Barang Selundupan

"Kayaknya sepeda ini populer di Jakarta. Berdasarkan penelusuran kami, harga motor Rp800 juta per unit. Nilai sepeda sekitar Rp50 juta hingga Rp60 juta per unit. Dengan demikian, total potensi kerugian negara adalah Rp532 juta hingga Rp1,5 miliar," kata Sri Mulyani.

SAS dan LS merupakan penumpang dari pesawat GA9721 tipe Airbus A330-900 seri Neo. Keduanya tidak menyerahkan customs declaration dan tidak memberitahukan secara lisan kepada petugas Bea Cukai atas barang tersebut.

Pesawat tersebut mengangkut 10 orang kru sesuai dokumen general declarationcrew list dan 22 orang penumpang sesuai dokumen passenger manifest. Dalam Airbus itu juga terdapat penumpang atas nama Ari Ashkara dan Direktur Teknik dan Layanan Garuda Indonesia Iwan Joeniarto.

Foto: Ashar/Ceknricek.com

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, pada bagian kabin dan kokpit memang tidak ada pelanggaran kepabeanan dan barang kargo lain. Tapi pada lambung pesawat, yakni bagasi penumpang ditemukan beberapa koper bagasi penumpang dan 18 box yang keseluruhannya memiliki claim tag bagasi penumpang.

"Keseluruhan bagasi diperiksa pemilik koper tidak menyerahkan custom declaration dan keterangan lisan. Jadi waktu diperiksa mereka tidak serahkan kartu Bea Cukai dan tidak menyampaikan keterangan ada barang-barang itu," kata Menkeu.

Menurut Menkeu, saat ini Ditjen Bea Cukai sedang melakukan penelitian lebih lanjut terhadap pihak ground handling dan nama penumpang yang masuk dalam claim tag tersebut. Secara spesifik, Sri Mulyani mengungkapkan SAS mengaku membeli barang via akun e-Bay. Namun, saat ditelusuri, kontak penjual tidak diperoleh.

"SAS juga punya utang bank Rp300 juta yang dicairkan Oktober untuk renovasi rumah. Transfer uang SAS ke rekening istri sebanyak tiga kali senilai Rp50 juta. Kami akan terus lihat saudara SAS hobi motor yang kita tahu tidak punya hobi motor tapi impor Harley. Dia hobi sepeda," kata Sri Mulyani.

"Kita lihat transaksi keuangan yang punya hubungan inisiatif membeli dan membawa motor tersebut ke RI. Kami masih terus dalam proses melakukan penyelidikan motif awal dan apakah bersangkutan benar-benar melakukan atau atas nama pihak lain. Ini fokus pemeriksaan teman-teman bea cukai," tutup Menkeu.

BACA JUGA: Cek SEJARAH, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.


Editor: Farid R Iskandar


Berita Terkait