Penularan COVID-19 Lewat Udara Terjadi Jika Sirkulasi Buruk | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto: Istimewa

Penularan COVID-19 Lewat Udara Terjadi Jika Sirkulasi Buruk

Ceknricek.com -- Laporan terbaru yang menyebutkan penularan COVID-19 bisa terjadi lewat udara menyebabkan kecemasan bagi orang-orang beraktivitas dalam ruangan atau tempat tertutup.

Sirkulasi udara menjadi kata kunci yang harus diperhatikan semua orang jika ingin terhindar dari risiko penularan virus corona.Menurut Kepala Bidang Kesehatan dan Sosial Palang Merah Indonesia (PMI) dr.Heru Aryadi, kondisi ruangan tertutup dengan jumlah orang yang banyak menyebabkan partikel yang melayang di udara bertahan lebih lama.

“ Ruangan yang tertutup dan dipenuhi banyak orang berpotensi membuat partikel yang melayang di udara bertahan lama, COVID-19 yang melayang di udara tersebut tidak terbang dengan sendirinya tapi terbawa di droplet atau pada media lain yang ringan," papar Heru di Jakarta, Kamis, (8/10/20).

Lebih lanjut, menurut Heru Ariyadi, media melayang yang membawa virus tersebut kemudian dapat menyebabkan seseorang yang menghirupnya tertular COVID-19. Namun demikian, pada dasarnya virus mematikan ini tidak bisa jalan sendiri atau berpindah tempat sendiri, tapi harus numpang pada media (lendir atau cairan tubuh). 

Pengurus PMI Pusat ini menjelaskan ketika tidak ada media untuk dijadikan tempat menempelnya, virus ini diyakini mati. Seperti ketika di udara luar, cairan tubuh yang dibatukkan atau dibersinkan akan cepat mengering, sehingga COVID-19 ikut mati.

Penularan COVID-19 Lewat Udara Terjadi Jika Sirkulasi Buruk
Sumber: Istimewa

Atas dasar itu, cara paling efektif mencegah penyebaran lewat udara atau airbone dengan membatasi jumlah orang dalam ruangan serta mengatur sirkulasi udara dengan baik. Selain itu, laporan dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang menyebutkan COVID-19 dapat menular lewat virus yang bertahan di udara, perlu dicermati. 

Sebagaimana diketahui, penularan COVID-19 melalui udara masih terdapat pro dan kontra. Laporan dari CDC menjelaskan sifat airbone virus ini terjadi di ruangan tertutup yang menyebutkan ada sejumlah bukti penularan terjadi pada jarak lebih dari 6 kaki (1,8 meter).

Seperti dilansir Antara, Heru menambahkan, selain harus memperhatikan sirkulasi udara masyarakat wajib mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah apalagi di masa normal baru seperti sekarang ini.

Mau tidak mau, suka atau tidak, ketika beraktivitas di luar rumah warga harus memperhatikan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak (menjauhi kerumunan) dan mencuci tangan pakai sabun atau minimal menyemprotkan hand sanitizer sebelum dan setelah memegang sesuatu.

"Kami terus berkampanye dan mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan agar masyarakat sadar pentingnya 3M yang harus menjadi kebiasaan di dalam kehidupan sehari-hari," pungkas Heru Ariyadi.

Baca juga: Cuaca Ekstrem Tidak Akan Pengaruhi Lonjakan Pasien COVID-19

Baca juga: Tips Tetap Aman Bekerja di Kantor Pada Masa Kebiasaan Baru



Berita Terkait