Ceknricek.com -- Penutupan perdagangan hari Jumat (24/1) atau sehari sebelum Tahun Baru Imlek, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup perkasa di tengah melemahnya mayoritas mata uang regional Asia. Sebaliknya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri pekan di zona merah di tengah naiknya bursa saham regional Asia.
Rupiah ditutup menguat 56 poin atau 0,41 persen di level Rp13.583 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp13.639 per dolar AS. Sikap BI yang tidak menahan penguatan rupiah dan juga neraca perdagangan Desember yang membaik, juga membantu penguatan rupiah.
Bank Indonesia menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5 persen, dengan suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25 persen dan suku bunga Lending Facility sebesar 5,75 persen.
Baca Juga: Hasil RDG BI Januari 2020, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 5 Persen
BI mengambil kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp13.637 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp13.577 per dolar AS hingga Rp13.643 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah melemah menjadi Rp13.632 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.626 per dolar AS.
Sumber: Antara
Berbanding terbalik dengan rupiah, IHSG ditutup melemah 15,76 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.249,21. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 3,75 poin atau 0,37 persen menjadi 1.024,59.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei menguat 31,8 poin atau 0,13 persen ke 23.827,2, indeks Hang Seng menguat 40,5 poin atau 0,15 persen ke 27.949,6, dan Indeks Straits Times menguat 5,46 poin atau 0,17 persen ke posisi 3.240,02.
Dibuka melemah, IHSG bergerak variatif sebelum akhirnya mendarat di zona merah saat penutupan perdagangan saham. Secara sektoral, empat sektor meningkat dimana sektor industri dasar naik paling tinggi yaitu 0,63 persen, diikuti sektor keuangan dan sektor infrastruktur masing-masing 0,24 persen dan 0,21 persen.
Baca Juga: Jelang Imlek, Rupiah Dibuka Menguat Tipis, IHSG Terkoreksi
Sementara itu, enam sektor lainnya terkoreksi dimana sektor pertanian dan sektor aneka industri turun paling dalam masing-masing minus 1,16 persen, diikuti sektor konsumer dan sektor perdagangan masing-masing minus 0,76 persen dan minus 0,55 persen.
Penutupan IHSG diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp125,2 miliar. Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 355.589 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,28 miliar lembar saham senilai Rp6,34 triliun. Sebanyak 160 saham naik, 232 saham menurun, dan 148 saham tidak bergerak nilainya.
BACA JUGA: Cek BISNIS INDUSTRI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini