Penyesalan dan Permintaan Maaf Hari Moekti Sebelum Meninggal | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Hari Moekti. (Foto:istimewa)

Penyesalan dan Permintaan Maaf Hari Moekti Sebelum Meninggal

Ceknricek.com - Sebuah video dari mantan rocker, Hari Moekti sebelum ia meninggal dunia pada Minggu (24/6/2018) beredar. Terlihat almarhum terbaring lemah di atas tempat tidur rumah sakit, mengenakan selimut putih.

Pada video tersebut, ia dihampiri oleh seorang pria berpeci dan duduk di sebelah Hari Moekti. Nampak mantan personel Krakatau itu menyambut antusias kedatangan pria tersebut dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Apalagi ketika orang itu memuji Hari tampak awet muda di usianya.

“Alhamdulillah saya jadi semangat. Saya 61 (tahun), dua tahun lagi seusia Rasulallah, Rasulallah 63,” ucap Hari pada awal video berdurasi 04:59 menit itu.

Hari Moekti mengungkapkan penyesalan dan keresahannya selama hidup, terlebih ketika masih menjadi seorang artis tenar. Ada niat mulia yang sebenarnya ingin dilakukan olehnya. Sayang ia sudah pergi untuk selamanya karena serangan jantung.

“Kalau umur 2 tahun lagi cukuplah untuk berdakwah. Dalam keadaan sakit, saya tetap semangat masya Allah. Apa sih yang bisa saya tinggalkan. Dulu saya artis, banyak merusak umat,” sesalnya.

Hari Moekti diidolakan oleh hampir seluruh remaja pada tahun 1980-an akhir. Ia menjadi trend setter, gaya berpakaiannya yang identik dengan celana jeans robek diikuti oleh para remaja. Tapi dirinya merasa bersalah atas hal tersebut.

“Kalau pernah menjadi penggemar Hari Moekti maafkan saya. Dunia ini bisa sejahtera dunia ini bisa selamat. Dengan diturunkannya hamba Allah yang paling mulia Muhammad Rasulallah SAW,” kata Hari.

“Saya cukup prihatin Alfakir, Hari Moekti diingatkan oleh ayat. Kita telah diingatkan oleh Allah. Telah nampak kerusakan-kerusakan di dataran, di lautan, akibat ulah tangan-tangan manusia. Alfakir merasa sebagai salah satu yang merusak. Sebagai artis bukan berarti tangan manusia menggoyang-goyang laut jadi tsunami. Bukan berarti tangan manusia memegang gunung, gunung jadi meletus, bukaan,” imbuh Hari pada video.

Lebih lanjut, pemilik nama asli Hariadi Wibowo ini menganggap bahwa bencana terbesar sebenarnya bukan bencana alam, melainkan yang bencana yang disebabkan oleh ulah manusia. Salah satunya adalah maraknya LGBT yang cukup meresahkan.

“Karena manusia dengan tangannya dengan kekuasaannya menyebabkan bencana. Salah satu penyebab bencananya LGBT (Lesbian, Gay, Bisex, Transgender) disahkan oleh kekuasaan itu yang menyebabkan bencana. Kalaulah bencana tsunami, bencana kecil. Bencana besarnya apa? Aqidah . bencana aqidah, pemurtadan di mana-mana,” tuturnya.

Di pertengahan video, Hari Moekti sebenarnya berharap agar panjang umur. Agar dirinya bisa menyebarkan dakwah kepada umat manusua. Namun Tuhan berkehendak lain dan memanggilnya pulang.

“Alfakir Hari Moekti mudah-mudahan masih diberi umur panjang oleh Allah,” ujar Hari Moekti.



Berita Terkait