Ceknricek.com -- PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I menyiapkan dana investasi senilai Rp500 miliar untuk mengembangkan Bandara Sentani, Jayapura, Papua. Lewat pengembangan ini, bandara yang dinilai berpotensi menjadi hub bagi penerbangan penumpang dan kargo tersebut akan memiliki landas pacu (runway) yang lebih lebar sehingga bisa didarati pesawat berbadan besar.
“Jadi pasti wajah Bandara Sentani jauh lebih baik. Dari sisi safety (keselamatan) juga kita tingkatkan. Jadi seperti bandara-bandara AP I lainnya,” kata Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi, Senin (14/10), di Jakarta seperti dikutip Antara.
Selain runway, AP I juga akan menata dan mengembangkan sisi darat, baik terminal penumpang maupun area parkir kendaraan. “Jadi nanti dari sisi asetnya kita perkuat, dari sisi bandara kita percantik sehingga bisa mengikuti standar Angkasa Pura I,” ujar Faik Fahmi.
Pengembangan itu, lanjutnya, untuk mendukung penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020. Selain itu, ia menilai Bandara Sentani memiliki potensi untuk menjadi bandara hub bagi negara-negara di utara Pasifik, seperti Caledonia dan selatan Pasifik, New Zealand.
“Kalau selama ini harus ke Singapura dulu kan bisa dikembangkan di Papua itu jadi mau ke mana-mana enggak usah ke Singapura dulu, langsung ke Sentani kemudian ke wilayah-wilayah lainnya,” katanya.
Dari sisi ekonomi juga sangat potensial, terutama untuk pengangkutan kargo. Ia menjelaskan, pengembangan tersebut dilakukan usai pengelolaan Bandara Sentani diserahkan ke melalui skema Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) dengan Kementerian Perhubungan pada Oktober 2018 lalu.
"Amanat ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Angkasa Pura I untuk dapat berkontribusi lebih besar terhadap peningkatan pertumbuhan perekonomian daerah timur Indonesia, khususnya Papua, karena Bandara Sentani merupakan entry point sekaligus hub bagi distribusi kargo dan penumpang di Papua," ujarnya.
Karena itu, Faik menyebutkan pihaknya membutuhkan total investasi Rp19 triliun dalam jangka waktu konsesi yang diberikan, yakni 30 tahun.
Pengelola Resmi
Sekadar informasi, AP I resmi menjadi pengelola Bandara Sentani pada November tahun lalu. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebutkan, tujuan KSP adalah memberi ruang bagi APBN agar anggaran yang ada bisa dialokasikan untuk kegiatan lain. Selain itu, memberi kesempatan bagi operator bandara untuk lebih mengembangkan potensi masing-masing bandara.
Selain Bandara Sentani, dua bandara lain telah diserahkan pengelolaannya kepada AP I. Yakni, Bandara Syukuran Aminudin Amir yang berlokasi di Luwuk, Sulawesi Tengah, dan Bandara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto di Samarinda, Kalimantan Timur. Penandatanganan KSP ini merupakan wujud kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Dengan demikian saat ini terdapat 15 bandara yang dikelola AP I.
Ruang lingkup kerja sama ini terkait pengelolaan, optimalisasi, dan pengembangan Bandara Sentani dalam rangka meningkatkan perannya untuk kegiatan perekonomian oleh AP I sebagai badan usaha yang diamanatkan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk mengelola bandara tersebut. Sebagai pengelola, AP I berkewajiban memberikan kontribusi tetap dan pembagian keuntungan setiap tahunnya kepada Pemerintah RI. Periode kerja sama ini berlangsung selama 30 tahun.
Baca Juga: Bandar Udara Komodo Akan Jadi Bandara Internasional
Budi Karya Sumadi berharap AP I dapat menunjukkan profesionalitas dalam mengelola bandara yang diserahkan oleh pemerintah. "Saya berharap Angkasa Pura I dapat menunjukkan profesionalitasnya kepada khalayak bahwa proses yang diminta oleh Pak Presiden ini memang tepat dan dapat memberi kemanfaatan kepada Papua. Semoga apa yang kita lakukan ini bermakna untuk bangsa dan menjadi lebih baik lagi," tambah Budi Karya.
Untuk fasilitas sisi udara, Bandara Sentani memiliki landas pacu 3.000 meter x 45 meter dengan kapasitas apron 13 parking stand untuk pesawat berbadan kecil (narrow body), 8 parking stand untuk pesawat kargo, dan 11 parking stand untuk pesawat kecil berbaling-baling (propeller). Adapun pesawat terbesar yang mampu dilayani saat ini yaitu B-737 800 NG dan 900 ER. Sementara gedung terminalnya memiliki luas 14.300 meter persegi dengan dua lantai dan kapasitas ruang tunggu dapat menampung 2.045 orang.
Tumbuh
Seiring pengembangan yang dilakukan, AP I menargetkan pergerakan penumpang Bandara Sentani tumbuh 10 persen per tahun. “Kita ingin, kalau melihat dari eksisting ini kan dua juta per tahun. Jadi mudah mudahan bisa tumbuh 10 persen per tahun,” kata Faik Fahmi.
Ia meyakini, peningkatan kapasitas dan kualitas bandara, yakni dari sisi aset dan sisi bandara, akan mendorong pertumbuhan penumpang.
Bandara Sentani Jayapura pada 2018 melayani 2,1 juta penumpang dan 62 ribu pergerakan pesawat. Sebanyakk 20 destinasi dilayani Bandara tersebut dengan maskapai Garuda Indonesia, Batik Air, Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air, Trigana, NAM Air, Susi Air, Cardig Air, dan Dimonim Air dengan waktu operasional dari pukul 05.00 hingga 20.00 WIT.
Jumlah penumpang tersebut tumbuh 27,27 persen dibandingkan data pada 2017, yakni total penumpang baik datang maupun berangkat sebanyak 1,65 juta. Adapun jumlah penerbangan tumbuh 22,28 persen dari jumlah penerbangan pada 2017 sebanyak 50,7 ribu penerbangan.
BACA JUGA: Cek OPINI, Opini Terkini Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.