Perjalanan Hidup Tenno Heika Hirohito | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Foto : Wikipedia

Perjalanan Hidup Tenno Heika Hirohito

Ceknricek.com -- Di masa pendudukan Jepang (1942-1945) masyarakat Indonesia harus melakukan sebuah ritual Sikerei dengan membungkukkan badan sedalam-dalamnya ke arah Tokyo, untuk  menghormati Tenno Heika, yang dianggap sebagai keturunan Dewi Amaraterasu atau Dewi Matahari.

Tenno Heika yang berarti yang mulia kaisar, pada waktu itu merujuk kepada Kaisar Hirohito. Ia penguasa monarki terlama dalam sejarah kekaisaran Jepang. Kaisar Hirohito lahir tepat pada tanggal hari ini, 29 April 1901, di Istana Aoyama, Tokyo.

Di masa ketika ia menggenggam tahta, kebijakan-kebijakan Hirohito membuat Jepang mengalami dinamika sebagai sebuah negara di awal abad 20. Kalah dan bangkrut paska perang dunia ke II, hingga akhirnya bangkit lagi, dan bahkan menjadi salah satu adikuasa ekonomi dunia.

Masa Kecil

Hirohito lahir saat kakeknya, Kaisar Meiji, masih menjabat sebagai kaisar Jepang. Hirohito merupakan putra sulung dari Putra Mahkota Yoshihito dan Putri Mahkota Sadako.

Sumber : Wikipedia

Mengikuti tradisi Jepang, dia harus hidup terpisah dari orangtuanya. Tidak dibesarkan oleh anggota keluarga, dia dikirim ke seorang pensiunan wakil laksamana Count Kawamur Sumiyoshi. Saat itu, usianya masih 70 hari.

Ayah Hirohito, Kaisar Taisho, naik tahta pada 1912 ketika Hirohito berusia 11 tahun. Anak lelaki yang biasa dipanggil Michi itu kemudian secara resmi diumumkan untuk menjadi penerus Tahta Bunga Krisan pada 2 November 1916.

Dua tahun sebelumnya, Hirohito telah menamatkan Sekolah Sebaya Gakushuin. Ia melanjutkan sekolah di lembaga khusus untuk putra mahkota (Togu-gogakumonsho) di Istana Akasaka hingga tahun 1921. Ketika berusia 23 tahun, Hirohito menikahi Putri Nagako Kuni, sepupu jauh yang memiliki darah bangsawan. Pasangan ini kemudian dikaruniai 7 orang anak.

Hirohito dan Keluarga. Sumber : Wikipedia

Hirohito menggantikan mendiang ayahnya, Taisho pada 25 Desember 1926. Ia hanya bertahan selama 14 tahun sebagai kaisar, sebelum kemudian meninggal karena serangan jantung dengan diawali penyakit pneumonia. Tenno Heika Hirohito kemudian menjadi kaisar ke-124 di Negeri Matahari Terbit itu.

Naiknya Hirohito ke takhta tertinggi memulai rezim baru bernama "Showa" yang berarti perdamaian yang tercerahkan. Dia secara resmi dinobatkan sebagai kaisar dalam sebuah upacara penobatan pada November 1928, berbarengan dengan Jepang yang sedang berjuang melawan krisis keuangan.

Dari Seikerei sampai Ulang Tahun

Ritual Seikerei harus dilakukan rakyat Indonesia sepenuh hati dan sedalam mungkin saat menundukkan badan. Jika ketahuan membungkuk kurang dalam, mereka akan mendapat hukuman tamparan dari tentara. Ketika Jepang menduduki Indonesia, tak ada lagi perayaan kelahiran untuk Ratu Wilhelmina Belanda, diganti dengan peringatan ulang tahun Kaisar Jepang, Hirohito, setiap tanggal 29 April.

Seikerei. Sumber : Wikipedia

Tahun 1942, tepatnya 8 Maret Hindia Belanda menyerah pada Jepang  di Kalijati, Jawa Barat. Setelah Belanda menyerah, ulang tahun sang kaisar pun pula dirayakan pula orang-orang Indonesia, yang diklaim sebagai Saudara Muda. “Pada waktu itu  di Bandung orang ramai menjual bendera Nippon untuk merayakan hari ulang tahun Tenno Heika atau Kaisar Hirohito,” tulis Rosihan Anwar dalam Sejarah kecil Petite Histoire Indonesia - Volume 1 (2004:159).

Meski dirayakan setiap 29 April, tak pernah sekalipun Tenno Heika Hirohito menampakkan diri di hadapan orang-orang yang merayakan ulang tahunnya di Indonesia. Hanya segelintir orang Indonesia saja yang pernah bertemu Tenno Heika di zaman pendudukan Jepang.

“Pada 10 November 1943, Sukarno, Muhammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo diundang oleh Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo dalam kunjungan selama 17 hari di Jepang,” tulis Rhien Soemohadiwidjojo dalam Bung Karno Sang Singa Podium (2013:12).

Sukarno dan Kaisar Hirohito. Sumber : Sukarnonet

Ketika bertemu Kaisar Hirohito, mereka bertiga dianugerahi Bintang Kekaisaran (Ratna Suci). Kala itu, Jepang sedang berusaha mengambil hati agar ketiga tokoh itu mau membantu Jepang melawan sekutu.

Perang Pasifik dan Kekalahan Jepang

Pada September 27 September 1940, Kekaisaran Jepang lewat Saburo Kurusu, Adolf Hitler dari Jerman Nazi, dan Menteri Luar Negeri Galeazzo Ciano dari Italia menandatangani perjanjian Pakta Tripartit yang secara resmi membentuk Blok Poros dalam Perang Dunia II melawan Sekutu.

Berdasarkan pakta ini, ketiga negara tersebut membentuk aliansi militer. Pasukan Jepang kemudian membombardir angkatan laut Amerika di Pearl Harbor Hawaii. Dalam serangan tersebut Jepang menghancurkan 18 kapal dan menewaskan sekitar 2.400 tentara dan pelaut Amerika.

Satu hari setelah itu, Amerika mengumumkan perang dengan Jepang. Jerman dan Italia kemudian mendeklarasikan perang atas Amerika Serikat (AS). Meski berupaya menghentikan pasukan AS pada Perang Dunia II, Jepang mendekati kekalahan pada pertengahan 1944, serta diperparah lewat pertempuran di Midway yang menjadi titik balik kemenangan AS.

Dalam menyikapi perang ini Hirohito sempat disebut tak tertarik dengan keterlibatan Jepang dalam perang. Namun, sering kali dia difoto dengan seragam militer untuk menunjukkan dukungannya. Hal tersebut masih menjadi kontroversi yang berkepanjangan tentang peran sejatinya dalam operasi militer Jepang.

Tahun 1945 pada 6 dan 9 Agustus, AS menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Bom bom atom, “Little Boy” seberat lima ton di dijatuhkan pesawat AS B-29 Superfotress Enola Gay, di Hiroshima. Sedangkan bom kedua “Fat Man” meluluhlantakkan Nagasaki. Pemboman itu akhirnya memaksa Jepang menyerah kepada Sekutu .

Jepang paska penjatuhan bom atom. Sumber : datdut

Melalui siaran radio pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan menyerahnya pasukan Jepang. Inilah pertama kalinya seorang kaisar berbicara kepada rakyat melalui radio. Hirohito menyudahi masa heningnya sebagai seorang kaisar, dengan menyerah tanpa syarat. Dalam Perang Dunia II, Jepang kehilangan 2,3 juta tentara dan sekitar 800.000 warga sipil.

Setelah menandatangani pernyataan menyerah, di atas kapal tempur Missouri, 2 September 1945, Komandan Pasukan Sekutu Jenderal Douglas MacArthur, dikirim ke Jepang untuk mengawasi pemulihan negara itu.

Hirohito McArthur. Sumber : WorldWarWings.com

Banyak yang menghendaki Hirohito diadili sebagai penjahat perang. Namun, MacArthur menawarkan penerapan konstitusi baru di Jepang dengan meniadakan "keilahian" kaisar.

Jepang, lewat Hirohito memerlukan waktu sepuluh tahun untuk menghidupkan kembali industrinya sampai menyamai keadaan sebelum perang. Ia melakukan beberapa tur di seluruh negeri selama 1945 hingga 1951, untuk membantu membangun kembali citra diplomatik Jepang.

Karena kesehatannya mulai memburuk akibat pendarahan internal, Kaisar Hirohito meninggal pada 7 Januari 1989 dalam usia 87 tahun akibat penyakit kanker usus dua belas jari (duodenum) yang dideritanya. Ia digantikan putranya, Akihito, pada November 1990.

Pemakaman Hirohito. Sumber : History Today

Pada tanggal 24 Februari 1989, jenazahnya dimakamkan di Mausoleum Kekaisaran Musashino, di samping makam Kaisar Taisho. Pemakaman secara kenegaraan itu dihadiri oleh para pemimpin dunia--antara lain--Presiden Amerika Serikat George Bush, Presiden Perancis Francois Mitterand, HRH Duke of Edinburgh dari Inggris, dan Raja HM Baudouin dari Belgia.



Berita Terkait