Ceknricek.com -- Kebutuhan akan listrik tidak hanya diperlukan konsumen rumah tangga, melainkan juga para pelaku industri. Untuk itu kebutuhan energi listrik ini harus dipastikan ketersediaannya oleh negara, dalam hal ini Perusahaan Listrik Negara (PT PLN Persero) selaku pemilik hak monopoli penyediaan listrik nasional.
PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta memastikan kecukupan pasokan listrik untuk sembilan kawasan industri baru di Jateng dapat dipenuhi. Sekadar informasi, kapasitas terpasang produksi listrik Jateng dan DIY saat ini sekitar 7.500 MW, dengan produksi existing sekitar 5.600 MW, sedangkan kebutuhan sehari-hari pada beban puncak sekitar 4.300 MW sehingga ada sisa 1.300 MW.
"Berapa pun daya listrik yang dibutuhkan industri, kami siap. Jadi industri tidak perlu membangun (pembangkit) sendiri," ucap General Manager PLN UID Jateng dan DIY Feby Joko Priharto di Semarang, Selasa (17/12) seperti dilansir Antara.
Sumber: Antara
Baca Juga: Pernyataan Menteri BUMN Soal PLN Sangat Berbahaya
Feby menegaskan, pihaknya siap melayani dan memenuhi kebutuhan listrik bagi investor yang menanamkan modal di Jateng. Menurut rencana, PLTU Batang pada medio 2020 juga mulai beroperasi dengan produksi 1.000 MW dari kapasitas terpasang 2.000 MW. Begitu pula PLTU Tanjung Jati B Jepara juga akan menyediakan tambahan setrum sekitar 1.000 MW pada tahun 2020.
Relokasi puluhan industri dari kawasan Jabodetabek dan investasi dari mancanegara ke Jawa Tengah yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif bakal membutuhkan dukungan ketersediaan listrik.
"Jangan pernah ada keraguan untuk berinvestasi di Jateng, PLN Jateng dan DIY siap memenuhi kebutuhan, berapa pun yang diperlukan," ujar Feby dengan tegas.
PLN Jateng dan DIY diklaim baru saja menandatangani kontrak pemasangan dengan dua investor sebesar 63 MVA. Kawasan industri baru Jateng itu, antara lain di Kabupaten Cilacap, Rembang, Kebumen, dan Brebes.
Saat ini elektrifikasi di Jateng mencapai 99 persen sehingga tinggal 1 persen yang belum teraliri listrik. Asal tahu saja, di Jateng tercatat ada sekitar 10,4 juta keluarga, sedangkan jumlah pelanggan di provinsi ini terekam sekitar 11,5 juta.
"Ini tinggal menunggu waktu saja. Itu juga membutuhkan kesiapan konsumen. Selisih ini karena ada pelanggan, yang selain memiliki rumah, juga memiliki toko dan lainnya,” katanya.
BACA JUGA: Cek Berita AKTIVITAS PRESIDEN, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar