Presiden Jokowi: Kebijakan B20 Hemat Anggaran Negara US$5,5 Miliar per Tahun | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Foto: Setneg

Presiden Jokowi: Kebijakan B20 Hemat Anggaran Negara US$5,5 Miliar per Tahun

Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, penerapan kebijakan B20 (biodiesel 20) secara konsisten berpotensi menghemat anggaran negara mencapai US$5,5 miliar per tahun. Oleh karena itu, presiden mengingatkan jajarannya harus konsisten menerapan kebijakan tersebut.

Presiden menyampaikan hal itu dalam rapat terbatas pembahasan kebijakan B20 di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/8).

“Kita ingin lebih cepat dan mulai dari B20 ini. Kita ingin mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan yang paling penting kita ingin mengurangi impor minyak kita,” ujar Presiden Jokowi.

Presiden juga mengatakan, penerapan ini bisa menimbulkan efek berganda bagi permintaan akan pasar sawit di pasar domestik, yang pada akhirnya dapat memberikan keuntungan bagi industri kelapa sawit nasional.

“Yang tidak kalah pentingnya, penerapan B20 juga akan menciptakan permintaan domestik akan CPO yang sangat besar yang kita harapkan menimbulkan multiplier effect terhadap 17 petani, pekebun, dan pekerja yang ada di (industri) kelapa sawit,” kata Presiden.

b20 jokowi
Sumber: Setkab

Baca Juga: Kementerian ESDM: B20 Tingkatkan Performa Kendaraan

Selanjutnya, Presiden menegaskan ia ingin agar pada awal tahun mendatang kebijakan tersebut semakin meningkatkan standarnya hingga menjadi B30 atau campuran 30 persen biodiesel dengan 70 persen bahan bakar minyak jenis solar. Di waktu-waktu mendatang, penggunaan bahan bakar fosil diharapkan dapat semakin dikurangi. Selanjutnya di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50.

Selain meningkatkan kualitas lingkungan, penggunaan biodiesel juga dimaksudkan untuk memberikan posisi tawar yang besar bagi Indonesia terkait dengan produk kelapa sawit nasional. Produksi minyak sawit yang melimpah di Tanah Air dapat diserap sebagai bahan baku penerapan kebijakan tersebut sehingga dapat mengangkat harga CPO di pasar global.

“Tekanan terhadap kelapa sawit kita saya kira perlu diantisipasi dari dalam negeri sehingga kita memiliki sebuah bargaining position yang baik, baik terhadap Uni Eropa maupun negara-negara lain yang mencoba untuk membuat bargaining position kita lemah,” kata Presiden.

Presiden juga meminta jajarannya untuk mendalami kemungkinan pengolahan minyak sawit menjadi bahan bakar “avtur hijau”. Produksi avtur hijau tersebut diharapkan juga dapat mengurangi defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan melalui penurunan impor minyak atau produk minyak.

“Saya mendengar CPO ini juga bisa dibuat avtur. Tolong ini ditekuni lagi lebih dalam. Kalau itu bisa (dapat) mengurangi impor avtur kita sehingga defisit neraca perdagangan, defisit neraca transaksi berjalan, kita akan semakin baik,” kata Presiden.

Ia pun memberikan peringatan kepada jajarannya bahwa implementasi kebijakan ini di lapangan akan langsung diawasi sendiri olehnya. Ia juga meminta jajarannya agar memberikan komitmen penuh dalam menyukseskan kebijakan pemerintah tersebut.

“Perlu saya sampaikan di sini bahwa saya akan cek langsung urusan yang berkaitan dengan penggunaan B20 ini termasuk nanti kalau meloncat ke B30,” kata Presiden. 

BACA JUGA: Cek SELEBRITI, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.



Berita Terkait