Oleh Redaksi Ceknricek.com
12/23/2019, 13:24 WIB
Ceknricek.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Program Biodisel B30 di SPBU Pertamina di Jalan MT Haryono, Jakarta, Senin (23/12). Pada kesempatan itu ia menegaskan sejumlah alasan Indonesia mempercepat pelaksanaan implementasi tersebut bahkan hingga Program B100. Salah satunya, soal penghematan. "Kalkulasinya jika kita konsisten menerapkan B30 ini akan menghemat devisa kurang lebih Rp63 triliun, jumlah yang besar sekali," katanya.
Kepala negara menambahkan, setelah urusan kilang petrokimia terbesar selesai, ia memonitor secara khusus dari hari ke hari, bulan ke bulan untuk implementasi Program B30. Menurut dia, setelah implementasi Program B20, sekarang ini Indonesia masuk ke Program B30.
"Bagi saya tidak cukup hanya sampai ke B30, tadi saya sudah perintahkan lagi kepada para menteri dan Dirut Pertamina untuk tahun depan masuk ke B40, dan awal tahun 2021 masuk ke B50," kata Presiden di hadapan sejumlah pejabat yang turut mendampingi pengisian BBM Biodiesel B30.
Presiden Jokowi menyampaikan ada tiga alasan percepatan Program Biodiesel. Pertama, Indonesia berusaha mencari sumber-sumber energi baru terbarukan dan harus melepaskan diri dari ketergantungan pada energi fosil yang suatu saat pasti akan habis.
Sumber: Antara
Menurut presiden, pengembangan energi baru terbarukan juga membuktikan komitmen Indonesia untuk menjaga planet bumi, menjaga energi bersih dengan menurunkan emisi gas karbon dan meningkatkan kualitas lingkungan.
Kedua, ketergantungan Indonesia kepada BBM impor, termasuk di dalamnya solar cukup tinggi, sementara di sisi lain Indonesia adalah negara penghasil sawit terbesar di dunia. "Dengan potensi sawit sebesar itu kita punya banyak sumber bahan bakar nabati sebagai pengganti bahan bakar solar," kata Jokowi seperti dikutip Antara.
Potensi itu, lanjut presiden, harus dimanfaatkan untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional. Usaha-usaha untuk mengurangi impor BBM, khususnya solar, harus terus dilakukan dengan serius.
Ketiga, penerapan B30 juga akan menciptakan permintaan domestik akan CPO yang sangat besar. Selanjutnya menimbulkan multiplier effect terhadap 16,5 juta petani dan pekebun kelapa sawit Indonesia.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Kebijakan B20 Hemat Anggaran Negara US$5,5 Miliar per Tahun
Ini artinya program B30 akan berdampak kepada para pekebun kecil maupun menengah, petani rakyat yang selama ini memproduksi sawit, serta para pekerja yang bekerja di pabrik-pabrik kelapa sawit.
Setelah program tersebut jalan, Indonesia tidak akan mudah ditekan-tekan lagi oleh negara manapun, terutama melalui kampanye negatif yang dilakukan beberapa negara terhadap ekspor CPO karena pasar dalam negeri yang sangat besar.
"Saya mengingatkan bahwa kunci keberhasilan program implementasi B30 maupun nantinya menuju ke B100, apakah kita mau keluar dari rezim impor atau tidak," katanya lagi.
Presiden Jokowi menegaskan, tidak ada lagi yang masih suka impor, termasuk impor BBM. Karena itu permintaan terhadap B30 dan menuju B100 dalam negeri harus terus dikembangkan dan diperbesar.
BACA JUGA: Cek LINGKUNGAN HIDUP, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini.
Editor: Farid R Iskandar