Oleh Redaksi Ceknricek.com
12/28/2024, 22:31 WIB
Ceknricek.com--Pengusaha minyak dari Singapura, Lim Oon Kuin atau yang kerap dikenal OK Lim, resmi dinyatakan bangkrut pada Jumat, 27 Desember 2024. Pria yang genap berusia 81 tahun ini dinyatakan bangkrut bersama kedua anaknya, Lim Huey Ching dan Lim Chee Meng.
Melansir laman The Business Times pada Sabtu (28/12/24), kebangkrutan ini bermula dari persetujuan antara OK Lim dengan kedua anaknya pada September lalu untuk membayar senilai uang berjumlah US$ 3,5 miliar atau 4,7 miliar dolar Singapura, setara kurang lebih Rp 56,35 triliun dan bunga mulai April 2020 kepada likuidator dan kreditur utamanya, HSBC.
OK Lim menyatakan akan mengajukan pailit karena tidak memiliki cukup aset untuk membayar semua penggugat. Perintah kebangkrutan diumumkan dalam lembaran negara Singapura pada Jumat kemarin dan telah berlaku sejak 19 Desember 2024. Sementara harta pailit mereka akan dikelola oleh Leow Quek Shiong dan Seah Roh Lin dari BDO Advisory.
OK Lim adalah pendiri Hin Leong Trading, yang ia dirikan pada 1963 dan berkembang menjadi salah satu perusahaan minyak independen terbesar di Singapura.
Lim mendirikan Hin Leong Trading saat berusia 20 tahun. Pada masa itu, dengan sebuah truk, ia mengirimkan solar ke nelayan dan produsen listrik di pedesaan kecil. Lambat laun, perusahaan ini berkembang pesat dan memiliki peran penting yang menjadikan kota kecil itu sebagai pelabuhan pengisian bahan bakar kapal terbaik di dunia.
Cabang pelayaran grup tersebut bernama Ocean Tankers, yang memiliki lebih dari 130 armada kapal tanker dan dijalankan oleh putranya, Evan. Lim juga memiliki unit penyimpanan minyak Universal Terminal dengan PetroChina.
Melansir dari South China Morning Post, pada puncak bisnisnya, Hin Leong Trading memperdagangkan berbagai produk minyak, membuat pelumas, dan mengoperasikan terminal pemuatan dan fasilitas penyimpanan.
Namun kejatuhan pria yang dikenal dengan nama OK Lim ini terjadi pada tahun 2020, ketika Covid-19 membuat harga minyak anjlok. Hin Leong dituduh menyembunyikan kerugian lebih dari US$ 800 juta atau setara Rp 12,9 triliun dan meninggalkan lebih dari 20 bank dengan kewajiban hutang yang besar. Perusahaan perdagangan Hin Leong Trading, mengajukan perlindungan kebangkrutan pada April 2020, sehingga kekayaan bersihnya turun di bawah US$ 1 miliar atau setara Rp 16,1 triliun.
Editor: Ariful Hakim