Review 'The Grudge', Menutup Tahun dengan Rasa Hambar Tak Berkesan | Cek&Ricek wardah-colorink-your-day
Sumber: Sony Pictures

Review 'The Grudge', Menutup Tahun dengan Rasa Hambar Tak Berkesan

Ceknricek.com -- Menutup tahun 2019, film horor yang diadaptasi dari film Jepang dengan judul yang sama, The Grudge dirilis di bioskop Indonesia mulai Selasa (31/12). Sayang, alih-alih sebagai film penutup yang meninggalkan kesan terakhir di tahun 2019, film ini hanya menyajikan kisah horor yang hambar, dan tidak meninggalkan kesan apapun.

Jika Anda adalah penikmat horor yang diibaratkan sebagai pasien yang membutuhkan obat berupa film horor, maka menyaksikan The Grudge (2019) ini ibarat menenggak obat generik. Tanpa bermaksud mengecilkan peran obat generik (yang sebenarnya memiliki khasiat sama), namun persepsi obat generik yang meninggalkan efek tidak mempan itu cocok menggambarkan dari film ini.

Baca Juga: Siap-Siap, Ini 7 Film Keren yang Bakal Tayang di Tahun 2020

Sebagai film reboot dari film Amerika di tahun 2004, yang berasal dari film Jepang Ju-On: The Grudge (2002), maka film ini seharusnya sudah siap dibandingkan dengan versi-versi sebelumnya. The Grudge (2004) sendiri memiliki sekuel, yakni The Grudge 2 (2006) dan The Grudge 3 (2009), begitu pula dengan versi Ju-On yang memiliki sekuel di tahun 2002.

Review 'The Grudge', Menutup Tahun dengan Rasa Hambar Tak Berkesan
Sumber: Sony Pictures

Tak heran apabila penonton memiliki ekspektasi yang lebih terhadap film ini. Sayangnya, terlepas dari menggunakan mitos dan kutukan yang sama dengan film-film The Grudge, maka The Grudge (2019) ini bak jauh panggang dari pada api dengan film-film The Grudge lain.

Sama seperti pendahulunya, film ini juga menggunakan alur anakronisme, atau lompat-lompat dari urutan waktu. Fokusnya adalah di 3 time frame, yakni 2004, 2005 dan 2006. Jadi siap-siap jika Anda terlewat (karena kebosanan), mungkin Anda bisa merasa kebingungan sendiri dengan alur dari film ini.

Paragraf berikutnya akan mengandung bocoran dari film (spoiler). Demi kenyamanan calon penonton, apabila masih ingin menonton film ini sebaiknya longkap ke empat paragraf berikutnya.

Review 'The Grudge', Menutup Tahun dengan Rasa Hambar Tak Berkesan
Sumber: Sony Pictures

Kisahnya di tahun 2004, salah satu pengunjung dari rumah terkutuk di Jepang, Fiona Landers (Tara Westwood), pulang ke Amerika. Siapa sangka, arwah dendam si rumah terkutuk turut migrasi ke Amerika juga (mungkin lebih tepat judul film ini adalah The Grudge Goes to America).

Akhirnya Fiona membunuh anak dan suaminya. Arwah dendam akhirnya berpindah ke agen perumahan yang ingin menjual rumah keluarga Landers (tanpa mengetahui ada pembunuhan), Peter Spencer (John Cho). Agen perumahan itu akhirnya membunuh istrinya, Nina (Betty Gilpin) yang sedang mengandung.

Di tahun 2006, Detektif Muldoon (Andrea Riseborough) bersama anaknya pindah ke daerah baru dalam perasaan berduka ditinggal suaminya yang meninggal karena kanker. Muldoon bersama rekannya, Detektif Goodman menemukan mayat sudah membusuk di dalam mobil, yang ternyata berkaitan dengan kasus Keluarga Landers.

Meski sudah diperingatkan oleh Goodman, karena penasaran Muldoon tetap mengunjungi rumah Keluarga Landers. Jadilah Muldoon kini dikejar-kejar oleh arwah dendam itu, yang mengancam dirinya juga anaknya.

Review 'The Grudge', Menutup Tahun dengan Rasa Hambar Tak Berkesan
Sumber: Sony Pictures

Selain hanya menggunakan resep horor generik (modal kagetan), kurangnya pengembangan latar belakang dari masing-masing karakter dan origin dari arwah kutukan itu (Kayako) membuat film ini terasa hambar. Penonton hanya diajak melihat para karakter diteror ketakutan semata.

Nampaknya sutradara dari film ini, Nicolas Pesce masih harus belajar lagi dari senior-seniornya dalam membuat film horor yang tak hanya bermodal kagetan semata. Maklum saja, The Grudge sendiri adalah film ketiga dari sutradara berusia 29 tahun itu. Pesce juga menulis naskah dari film ini yang terkesan ala kadarnya.

Para pemeran dari film ini juga seperti tidak tahu harus melakukan apa, selain berperan layaknya korban ketakutan dalam film horor biasa. Tidak ada kesan yang bisa ditinggalkan dari para pemeran, termasuk aktris senior Lin Shaye yang sepertinya hanya mengulang peran wanita eksentrik seperti di film-film yang pernah dibintangi sebelumnya (trilogi Insidious, The Midnight Man).

Review 'The Grudge', Menutup Tahun dengan Rasa Hambar Tak Berkesan
Sumber: Sony Pictures

Pada akhirnya, The Grudge (2019) ini sama seperti film-film horor mengecewakan yang rilis di 2019, layaknya Polaroid, The Curse of La Llorona dan Pet Samatary. Agak disayangkan mengingat tahun ini sebenarnya diisi oleh film beragam genre yang sebenarnya banyak yang mengesankan, namun harus ditutup dengan film sekelas The Grudge ini.

Semoga di tahun 2020 mendatang, film-film horor yang disajikan bisa lebih baik lagi, mengingat akhir-akhir ini film horor memang hanya bermodal kagetan semata, tanpa pengembangan karakter dan latar belakang cerita yang mumpuni.

BACA JUGA: Cek FILM & MUSIK, Persepektif Ceknricek.com, Klik di Sini



Berita Terkait