Ceknricek.com - Film layar lebar bergenre horor nampaknya masih menjadi primadona untuk digarap oleh rumah produksi Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh Skylar Pictures lewat film berjudul Santet.
Diungkapkan oleh sutradara, Helfi Kardit, film ini bukan hanya sekedar horor, tapi ada sentuhan drama dan thriller di dalamnya. Agar berbeda dari film horor lainnya, Santet juga menghabiskan biaya produksi yang cukup fantastis.
Helfi Kardit menyebutkan kalau produksi film Santet di atas rata-rata biaya produksi film horor kebanyakan. Bahkan bisa mencapai tiga kali lipatnya. Budget itu digelontorkan untuk mencurahkan imajinasi yang ada dalam gambarannya sebagai sutradara.
"Yang pasti kalau kenapa keluarin budget besar karena memang film yang dikerjakan secara khusus, kadang director (sutradara) punya imajinasi tersendiri soal pengadegan dan artistik segala macam. Mungkin dalam kemampuan artistik dan teknis film ini pasti akan mengeluarkan biaya dari biaya rata-rata," ungkap Helfi saat berbincang dengan Ceknricek.com, Selasa (5/6).
Salah satu penyebab ongkos produksi film Santet mahal, karena mereka membangun set rumah utuh di dalam studio PFN (Produksi Film Negara), Otista, Jakarta Timur. Juga mengambil latar tempat di daerah Puncak, Jawa Barat
"Termasuk seperti kemampuan artistik membangun set terus syuting yang cukup panjang. Biasanya kan film horor bisa 18 hari sudah bagus ini 31 hari syuting terus belum lagi ngancurin mobil itu juga secara teknis rumit," ucap Helfi.
Selain itu, selama syuting film Santet juga menggunakan kamera yang mumpuni, demi menangkap adegan demi adegan agar terlihat apik, juga elegan. "Kita syuting almost kita syuting 2 kamera red yang sewaannya juga mahal. Yang biayanya cukup besar ya," tambah Helfi.
Belum lagi waktu cukup panjang untuk mengerjakan beberapa adegan dengan penggunaan CGI dan 3D. Pengerjaan CI dikerjakan di Epic Studio dan beberapa bagian lainnya di India bersama Symbiosis Technology.
"Yang orang harus jatuh dari lantai 2, terus adegan fight terus CGI juga kita kerjain di India itu sudah pasti kemampuan PH pasti ngeluarin biaya yang cukup besar. Mungkin dalam film horor rata-rata tidak bekerja dengan pola seperti ini," kata Helfi.
Artis Luar
Di luar biaya produksi, film hasil kerja sama 3 negara ini juga mendatangkan pemain dari luar negeri, yaitu Filipina, Australia, dan Inggris. Dari Inggris, model majalah Playboy, Kelly Brook dipilih untuk menjadi pemeran utama sebagai Laura.
"Kelly Brooke sendiri mungkin honornya dia sendiri bisa satu film horor di sini mungkin. Belum lagi dari Australia yang anak kecil dan yang dari Filipina. Belum lagi akomodasi mereka. Untuk terbang ke sini dan akomodasi di sini," ujar.
Helfi Kardit melabelkan film Santet sebagai film elegan. Pria yang sudah cukup banyak menyutradarai film horor ini cukup serius dalam proses penggarapannya, mulai dari plot film sampai production value.
"Bagaimana walaupun cerita bagus tapi tidak didukung dengan pendanaan yang baik itu pasti akan berpengaruh sama kualitas film," jelasnya.
Film Santet 90 persen menggunakan dialog bahasa Inggris. Film ini mengangkat fenomena santet yang sampai sekarang masih sering terjadi di Tanah Air. Tapi suasana horor yang dihadirkan tidak berasal dari munculnya makhluk astral yang membuat jantung berdetak kencang.
"Ada porsi yang enggak cuma film horor yang hantunya berhambur-hamburan. Tapi ada sebuah cerita yang kita tarik benang merahnya mengenai santet. Culture-nya termasuk juga dengan budaya Indonesia. Dan itu juga alasan kita filmnya berbahasa Inggris dan ada pemain bule juga itu untuk gimana kita mengambil dua sudut pandang dari dunia Barat dan Timur tentang sebuah culture yang sangat unik," tutup Helfi.
Selain cast luar negeri, film yang rencananya tayang pada bulan Oktober 2018 juga dibintangi oleh Marcelino Lefrandt, Ayu Dyah Pasha, Ray Sahetapy, dan Tien Kadaryono.