Oleh Redaksi Ceknricek.com
06/05/2024, 19:27 WIB
Ceknricek.com -- Setelah gerakan All Eyes on Rafah ramai dibagikan oleh masyarakat seluruh dunia, aksi All Eyes on Papua turut menyusul dan diramaikan sejumlah tokoh.
Tagar itu dilontarkan sebagai bentuk dukungan masyarakat kepada yang terjadi di Papua. Yakni rencana dibabatnya tanah seluas setengah Jakarta atau sekitar 36 ribu hektare untuk dijadikan perkebunan sawit. Rencana itu akan digarap oleh PT Indo Asiana Lestari (PT IAL) di Boven Digoel, Papua Selatan.
Seperti All Eyes on Rafah yang juga digaungkan oleh artis dan tokoh internasional, sejumlah artis dan tokoh publik juga terlihat menyerukan tagar dan dukungannya kepada masyarakat Papua.
Melansir berbagai sumber, artis tersebut seperti misal Zaskia Adya Mecca, Atta Halilintar, Luna Maya, musisi berdarah Papua Nowela Mikhelia, hingga yang kerap vokal membahas kebijakan publik seperti Pandji Pragiwaksono.
"Just in case buat yang belum tau, jadi hutan di Papua tepatnya di Boven Digul Papua yang luasnya 36 ribu hektar atau lebih dari separuh luas Jakarta, akan dibabat habis dan dibangun perkebunan sawit oleh PT Indo Asiana Lestari," tulis seruan itu.
"Pada 27 Mei 2024, masyarakat adat suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan dan Suku Moi di Sorong, Papua Barat Daya berdemo di depan Mahkamah Agung dan menolak pembabatan hutan ini, karena hutan ini adalah hutan adat tempat mereka hidup secara turun temurun, serta sumber penghidupan, pangan, budaya, dan sumber air akan hilang jika hutan ini dibangun perkebunan sawit," sambung seruan tersebut.
Adapun Boven Digoel dikenal sebagai salah satu daerah yang memiliki panorama alam yang masih asri. Selain itu, Digoel dulunya adalah tempat pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia. Misalnya saja Bung Hatta, Sayuti Melik, hingga Sutan Sjahrir pernah merasakan tinggal di Digoel dalam pengasingan.
Sementara itu, aksi juga tak hanya dilakukan di media sosial. Masyarakat Adat Papua pun menjalankan berbagai upaya seperti petisi di laman change.org yang diinisiasi Yayasan Pusaka Bentala Rakyat sejak 2 Maret 2024, hingga menggelar aksi di depan Gedung Mahkamah Agung.
"Di tempat kami itu ada terancam oleh perusahaan atau investasi perusahaan perkebunan kelapa sawit. Hal ini pelanggaran HAM, kami ini korban pelanggaran HAM. ini hak kami hak mutlak," ucap masyarakat Adat Awyu, Hendrikus Woro, dalam aksinya di Jakarta, dikutip dari video @wespeakup.org di Tiktok.
Aksi yang dilakukan masyarakat adat Papua di depan gedung MA dilakukan usai gugatan mereka di pengadilan tingkat pertama dan kedua gagal. Gugatan kini masuk ke tahap Kasasi, sekaligus menjadi harapan terakhir bagi masyarakat adat Papua dalam mempertahankan hutan adat mereka.
Editor: Ariful Hakim