Ceknricek—Tingkat kemanjuran vaksin Sinovac asal Cina dipertanyakan, setelah ratusan dokter dan pekerja medis di Indonesia positif COVID-19. Padahal mereka sudah menerima vaksinasi. Fakta ini membuat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (2020-2025), KH.Muhyiddin Junaidi, meminta pemerintah sebaiknya jujur dan bersikap gentlemen untuk mengedukasi rakyatnya bahwa tingkat efikasi vaksin made Cina itu sangat rendah .Menurut Muhyiddin, rakyat tidak boleh dijadikan sebagai kelinci percobaan atas nama perlindungan kesehatan .
“Para pakar dan DPR seharusnya berani bicara dan minta pemerintah meninjau ulang penggunaan vaksin Cina.Ini sangat penting demi menyelamatkan nyawa dan kesehatan publik.Cina sendiri terpaksa memborong vaksin Pfizer dan Biontech serta meninggalkan produk sendiri demi menjaga kesehatan rakyatnya,”kata Kyai Muhyiddin, Minggu (25/7/21).
Foto: Istimewa
Selama ini, tambah Muhyiddin, rakyat terutama umat Islam, sangat kooperatif dan patuh pada kebijakan pemerintah termasuk program vaksinasi.Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan semua ormas juga secara moral bertanggung jawab menyelamatkan jiwa rakyat sesuai dengan tujuan utama Maqasid syariah .
“Begitu juga pemerintah punya tanggung jawab konstitusional menjaga kesehatan rakyat dengan memberikan konpensasi selama penerapan kebijakan PPKM. Tapi fakta di lapangan menunjukan bahwa negara negara pengguna vaksin Cina ternyata mengalami lonjakan keterpaparan yang sangat tinggi. Hingga hal ini perlu jadi pertimbangan,”papar ulama jebolan Universitas Islam Libya ini.
Editor: Ariful Hakim