Soal Pemukiman Yahudi, AS dan Uni Eropa Beda Pandangan | Cek&Ricek Anugerah Pewarta Astra 2025 - Satukan Gerak, Terus Berdampak
Sumber: AFP

Soal Pemukiman Yahudi, AS dan Uni Eropa Beda Pandangan

Ceknricek.com -- Polemik soal pencaplokan wilayah Palestina oleh kaum Israel ternyata dipandang berbeda oleh dua kubu kekuatan dunia, Amerika Serikat dan Uni Eropa. Pada Senin (18/11) Amerika secara mengejutkan menyatakan dukungannya kapada Israel untuk membangun permukiman Yahudi di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Sementara itu, Uni Eropa justru menganggap tindakan Israel itu melanggar hukum internasional serta telah mengikis harapan akan perdamaian yang abadi. “EU menyerukan kepada Israel untuk menghentikan semua kegiatan pemukiman, sesuai dengan kewajibannya sebagai penguasa pendudukan,” kata Federica Mogherini, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa seperti dikutip Reuters.

AS terang-terangan menyatakan dukungannya kepada Israel melalui pernyataan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo. Hal ini justru bertolak belakang dari pendirian Negara Paman Sam selama empat puluh tahun, yang menyatakan bahwa pembangunan permukiman itu tidak sesuai dengan hukum internasional.

“Setelah mempelajari semua sisi dari debat hukum secara saksama, Amerika Serikat telah menyimpulkan pendirian pemukiman sipil Israel di Tepi Barat, yang pada dasarnya inkonsisten dengan hukum internasional. Menyebut permukiman sipil melanggar hukum internasional tidak berhasil. Itu tidak mewujudkan perdamaian,” kata Pompeo dikutip dari BBC.

Sumber: BBC

Pompeo mengakui bahwa selama ini para presiden AS memiliki pandangannya masing-masing terkait kasus pemukiman Yahudi di Palestina itu. Presiden Jimmy Carter menganggap bahwa pendirian AS dulu itu tidak sejalan dengan hukum internasional, sedangkan Ronald Reagan tidak menganggap pemukiman tersebut sebagai tindakan yang ilegal.

Selain penolakan dari Uni Eropa, Palestina juga mengaku terkejut atas pernyataan AS. Lagi pula, Amerika Serikat sebenarnya tidak memiliki wewenang untuk menyatakan mana yang benar dan salah, selain menaati hukum internasional itu sendiri.

"Amerika Serikat tidak punya keahlian ataupun wewenang untuk menihilkan resolusi-resolusi internasional yang sah. Amerika Serikat juga tidak punya hak untuk memberikan pembenaran apa pun bagi pemukiman oleh Israel," kata Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.

Kepala perunding Palestina, Saeb Erekat mengatakan pemerintah Trump sedang mengancam untuk mengganti hukum internasional dengan "hukum rimba". Begitu pula dengan rekan politik Palestina, Yordania melalui Menteri Luar Negeri Ayman Safadi yang memperingatkan bahwa perubahan kebijakan AS itu akan menimbulkan dampak bahaya terhadap masa depan perundingan perdamaian.

Sumber: Getty Images

Baca Juga: Terduga Kasus Pelecehan Seksual Bertahan di Israel & Cina Dituding Lancarkan Diplomasi Penyanderaan Warga Australia

“Pemukiman oleh Israel jelas-jelas adalah pelanggaran terhadap hukum internasional dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Safadi.

Pompeo sendiri menilai dukungan AS kepada Israel tidak dimaksudkan untuk menghakimi status Tepi Barat. Daerah ini sebenarnya sudah diinginkan Palestina sebagai bagian dari Negara Palestina dalam penyelesaian konflik Israel-Palestina.

"Itu adalah soal yang harus dirundingkan oleh Israel dan Palestina. AS tidak memaksa agar ada hasil tertentu atau menimbulkan rintangan hukum dalam merundingkan penyelesaian,” kata Pompeo.

Dukungan AS ini langsung disambut positif oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Pria yang turut terlibat sebagai tentara dalam peperangan 6 Hari tahun 1967 itu mengimbau negara-negara lain mengambil sikap yang sama dengan AS dalam mendukung hak Israel membangun permukiman di Tepi Barat.

Sekadar informasi, resolusi antara dua negara timur tengah itu memang selalu mengalami kebuntuan, salah satunya karena sikap Amerika Serikat sendiri yang kerap didasari kepentingan negara Adidaya itu. Sebelumnya, pada tahun 2017, Presiden AS, Donald Trump juga telah mengakui Yerusalem sebagai ibukota dari Israel.

Banyak yang mensinyalir bahwa dukungan Trump kepada Israel tak lepas untuk mendapat simpati dari para taipan-taipan Yahudi, yang biasanya berkecimpung dalam perekonomian AS. Dukungan AS ke Israel akhir-akhir ini disinyalir juga sebagai langkah Trump untuk mendapatkan dukungan dari kaum Yahudi di AS pada Pilpres 2020 mendatang.

BACA JUGA: Cek AKTIVITAS PRESIDENPersepektif Ceknricek.com, Klik di Sini. 



Berita Terkait